Profil Singkat Universitas Islam Indonesia
Universitas Islam Indonesia (disingkat UII) adalah salah satu perguruan tinggi swasta nasional tertua di Indonesia yang terletak di Yogyakarta. UII semula bernama Sekolah Tinggi Islam (STI) yang didirikan di Yogyakarta pada tanggal 8 Juli 1945 sebagai lembaga pendidikan tinggi swasta pertama yang dibentuk setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, dan menjadi institusi pendidikan tinggi swasta tertua kedua di Indonesia setelah Hoogere Theologische School (sekarang Sekolah Tinggi Filsafat Theologia Jakarta) yang didirikan tahun 1934 di Bogor (Buitenzorg).
Pada tahun 1945, sidang umum Masjoemi (Majelis Sjoero Moeslimin Indonesia) dilaksanakan. Pertemuan itu dihadiri oleh beberapa tokoh politik terkemuka masa itu termasuk diantaranya Dr. Mohammad Hatta, Mohammad Natsir, Mr. Mohamad Roem, dan KH. Wahid Hasjim. Salah satu keputusan dari pertemuan ini adalah pembentukan Sekolah Tinggi Islam (STI) yang kemudian didirikan pada tanggal 8 Juli 1945 bertepatan dengan 27 Rajab 1364 H dan berkembang menjadi sebuah universitas yang disebut Univers Islam Indonesia (UII) sejak tanggal 3 November 1947 untuk memenuhi permintaan akan sebuah pendidikan tinggi yang mengintegrasikan pengetahuan umum dengan ajaran-ajaran Islam.
Baca artikel lainnya :Mengenal Lebih Universitas Pelita Bangsa
Awalnya, UII memiliki empat fakultas: Fakultas Agama, Fakultas Hukum, Fakultas Pendidikan, dan Fakultas Ekonomi, yang mulai beroperasi pada Juni 1948. Sekitar tujuh bulan kemudian, UII terpaksa ditutup akibat agresi militer Belanda. Banyak siswa dan dosen bergabung dengan tentara Indonesia untuk mengusir Belanda. Pada awal 1950-an, tak lama setelah perang, UII harus memindahkan aktivitas perkualiahan di beberapa tempat di kota Yogyakarta, bahkan sempat menggunakan Kraton Yogyakarta dan rumah dosen sebagai ruang kelas.
Perkembangan Universitas Islam Indonesia
UII mengalami banyak perkembangan antara 1961 sampai dengan 1970 di bawah kepemimpinan Prof. M.R. R.H.A. Kasmat Bahuwinangun (1960-1963) dan Prof. Dr. dr. M. Sardjito (1964-1970). Selama masa jabatannya, Prof. M.R. R.H.A. Kasmat Bahuwinangun membantu mengembangkan Fakultas Syariah dan Fakultas Tarbiyah serta memperluas UII ke Purwokerto dengan mendirikan Fakultas Hukum dan Syari’ah di sana. Pada tanggal 14 Desember 1947, panitia perbaikan STI menetapkan STI menjadi University Islam Indonesia berkedudukan di Yogyakarta dengan fakultas perintis di antaranya Fakultas Agama, Fakultas Hukum, Fakultas Pendidikan, dan Fakultas Ekonomi.
Pada bulan Agustus 1950, Fakultas Agama UII berubah menjadi Perguruan Tinggi Islam Negeri kemudian menjadi IAIN / UIN Sunan Kalijaga. Sempat mengajukan proposal pembangunan kepada Presiden Soekarno pada tahun 1952, selanjutnya pada tahun 1962 dibuka UII cabang Surakarta, Purwokerto, Cirebon, Klaten, Madiun, Bangil, dan Gorontalo. Berdasarkan peraturan perundangan tahun 1967 dan 1968 mengharuskan UII melebur fakultas cabang ke fakultas induk di Yogyakarta dan perguruan tinggi setempat.
Perkembangan terus berlanjut di UII, pada tahun 2013 UII mendapatkan akreditasi A oleh Badan Akreditasi Nasional (BAN) Perguruan Tinggi dengan skor tertinggi untuk Perguruan Tinggi Swasta se-Indonesia. Pada tahun 2015, Kemenristekdikti mengumumkan UII masuk dalam pemeringkatan 10 perguruan tinggi terbaik di Indonesia berdasarkan kualitas manajemen. Pada tahun 2016, UII menerima penghargaan tiga bintang dari QS Star dengan skor tertinggi untuk Perguruan Tinggi Swasta di Indonesia, serta peringkat pertama Perguruan Tinggi Swasta Bidang Kinerja Penelitian oleh Ristekdikti