Tag: bersama

Fosil Kecoak dalam Batu Ambar Ini Ditemukan Bersama Spermanya

KOMPAS.com – Banyak makhluk hidup yang berasal dari masa lalu ditemukan terjebak dalam batu ambar, mulai dari siput, semut, berbagai jenis tumbuhan, bahkan fosil kecoak yang kerap ditemukan dalam batu tersebut.

Kini, dalam sebuah penemuan baru peneliti berhasil mengungkap keberadaan spesies kecoak baru yang juga terawetkan dalam baru ambar. Bahkan, menariknya fosil kecoak itu ditemukan lengkap dengan sel sperma.

Kecoak dengan panjang 7 milimeter itu ditemukan di tambang amber di pegunungan utara antara Puerto Plata dan Santiago di Republik Dominika.

Spesimen itu kemudian diberi nama Supella dominicana karena terbungkus batu ambar Dominika. Temuan ini juga dianggap sebagai catatan pertama dari fosil sperma kecoak.

“Kecoak terawetkan baik dengan palang kuning melintang di sayap dan garis tengah yang tampak membagi tubuh menjadi dua bagian,” kata George Poinar Jr, dari OSU College of Science, yang mengidentifikasi spesies tersebut.

Namun bukan hanya itu saja, mengutip IFL Science, Kamis (15/12/2022) peneliti juga menemukan bundel sperma yang mengandung spermatozoa dengan akrosom gelap, struktur yang menutupi kepala sperma. Ini menjadi sebuah temuan yang langka.

Baca juga: Fosil Langka Utuh Ditemukan di Australia, Seperti Apa?

Spesimen fosil kecoak tersebut diperkirakan berusia sekitar 30 juta tahun dan merupakan satu-satunya kecoak dari keluarga ectobiidae yang ditemukan di Republik Dominika.

Tentunya, hal itu tak biasa karena spesimen tak memiliki hubungan dengan kecoak baik yang hidup di Republik Dominika atau Hindia Barat yang lebih luas.

Dari 10 spesies dalam genus Supella, sembilan di antaranya hidup di wilayah zoogeografis Ethiopia dan satu di semenanjung Arab.

Lebih lanjut, meskipun ada sekitar 4000 spesies kecoak, hanya sekitar 30 di antaranya yang melakukan interaksi dengan manusia dan bahkan sejumlah kecil dianggap sebagai hama.

Meski kecoak terkenal karena kemampuannya yang tak mudah untuk dimusnahkan, menemukan serangga itu di rumah menjadi sebuah permasalahan tersendiri.

Tak heran peneliti berkelakar kalau tempat terbaik bagi kecoak adalah terkubur dalam batu ambar.

Studi tentang penemuan fosil kecoak yang ditemukan lengkap dengan sel sperma ini telah dipublikasikan di Biologia.

Baca juga: Fosil Reptil Laut Raksasa Ditemukan di Pegunungan Alpen, Kok Bisa?


Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Belajar Berkebun untuk Pemula Bersama RH Farm Cifor Bogor, Apa Saja Jenis Tumbuhan yang Cocok Ditanam di Rumah?

Nakita.id – Apakah Moms hobi merawat dan mengoleksi tanaman?

Atau Moms ingin mengelola lahan perkebunan sendiri untuk berbisnis?

Kabar baik Moms, kita bisa belajar langsung dengan ahlinya di RH Farm Cifor.

RH Farm Cifor adalah kawasan perkebunan hidroponik yang berlokasi di Sindangbarang, Bogor.

Tanaman hidroponik adalah tanaman yang media tanamnya bukan berupa tanah.

Teknik menanam ini memanfaatkan media air sehingga ramah lingkungan.

Selain itu hasil panen yang diharapkan juga lebih sehat dan aman dikonsumsi.

RH Farm dikelola oleh petani perempuan inspiratif bernama Rennita.

Ada banyak jenis tanaman yang ada di RH Farm Cifor, diantaranya sayuran, rempah, dan buah-buahan yang menjadi konsumsi sehari-hari.

“Banyak jenis tanaman yang ada di RH Farm Cifor Ini,” kata Rennita pada Nakita beberapa waktu lalu.

“Misalnya seperti caisim, pokcoy, bayam, kangkung organik, kacang-kacangan juga ada” lanjutnya.

Baca Juga: Bisa Saling Mengusir Hama yang Menyerang, Sebaiknya Kedua Tanaman Ini Ditanam Secara Berdampingan untuk Mendapatkan Banyak Keuntungan

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News


PROMOTED CONTENT


Video Pilihan


Karantina Pertanian Tarakan patroli bersama TNI AL di perbatasan

Tarakan (ANTARA) – Karantina Pertanian Tarakan melakukan patroli bersama TNI Angkatan Laut Nunukan di perbatasan Indonesia – Malaysia.

“Bersama Lanal Nunukan, Kami melakukan penyisiran sepanjang garis batas perairan laut Nunukan – Sebatik Malaysia dan kami juga melakukan pemeriksaan beberapa kapal yang sedang berlayar dan melakukan aktifitas bongkar muat,” kata Kepala Karantina Pertanian Tarakan Ahmad Mansuri Alfian dalam keterangan tertulis diterima di Tarakan, Kamis.

Dari hasil pemeriksaan tidak ditemukan adanya komoditas pertanian yang wajib lapor karantina, sehingga kapal-kapal tersebut dapat melanjutkan kegiatannya kembali.

Kegiatan patroli laut dilaksanakan di sepanjang garis pantai perairan laut Nunukan-Sebatik Malaysia. Tim melakukan pemeriksaan pada kapal di beberapa titik lokasi yang berbeda yang sedang melakukan aktivitas berlayar dan bongkar muat.

Alfian juga menjelaskan bahwa kegiatan patroli laut yang dilakukan Karantina Pertanian Tarakan merupakan salah satu bentuk implementasi Perjanjian Kerjasama Badan Karantina Pertanian dan TNI Angkatan Laut.

Patroli pengawasan laut ditujukan untuk meningkatkan kepatuhan kepada masyarakat terhadap karantina pertanian.

Pada kegiatan ini juga dilakukan sosialisasi mengenai Undang-Undang Karantina Pertanian kepada para nahkoda kapal agar dapat teredukasi mengenai tugas dan fungsi Badan Karantina Pertanian.

“Kegiatan patroli laut sebagai salah satu bentuk sinergi untuk pengawasan bersama lalulintas Komoditas Pertanian. Melalui kegiatan ini diharapkan masyarakat lebih sadar dan patuh dalam melalulintaskan komoditas pertaniannya,” katanya.

Melalulintaskan media pembawa harus sesuai dengan Undang-Undang Nomor 21 tahun 2019 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan.

Baca juga: Karantina Pertanian Tarakan dukung pelestarian burung langka