Saniscara Kliwon Wariga atau Sabtu 10 Desember 2022. Hari ini bertepatan dengan hari Tumpek Wariga atau Tumpek Bubuh atau Tumpek Pengatag.
Saat Tumpek Wariga, umat Hindu di Bali memberi penghormatan kepada alam dan lingkungan, khususnya kepada tumbuh-tumbuhan. Ini sekaligus sebagai implementasi konsep Tri Hita Karana, yakni membangun hubungan harmonis dengan alam.
Penghormatan tersebut dilakukan dengan menghaturkan sesajen, salah satunya bubur sumsum. Itulah sebabnya, Tumpek Wariga dikenal juga dengan Tumpek Bubuh (bubur) atau Uduh.
Ada juga yang menyebutnya dengan Tumpek Pengatag karena dalam proses mengaturkan sesajen kepada tumbuh-tumbuhan disertai ngatag. Peringatan Tumpek Bubuh dilaksanakan 25 hari sebelum Hari Raya Galungan.
Upacara Tumpek Wariga umumnya dilakukan di kebun atau tegalan milik warga. Pada salah satu atau beberapa pohon buah akan dihaturkan sesaji dalam beberapa jenis bebantenan ditambah bubur sumsum.
Mereka berdoa dan berharap agar pepohonan yang ada di kebun atau tegalan tumbuh subur dan berbuah banyak. Sehingga nantinya bisa dipersembahkan lagi untuk keperluan upacara saat Hari Raya Galungan.
Biasanya, saat nagtag, pemilik kebun atau tegalan akan menyampaikan kalimat dalam bahasa Bali sebagai berikut: Kaki kaki. Nini nini. Sarwa tumuwuh. Niki tiyang ngaturin bubuh mangde ledang tumbuh subur bin selai lemeng jani Galungan apang mabuah. Nged. Nged. Nged.
Lantas, bagaimana ala ayuning dewasa hari ini?
Kalender Bali memuat ala ayuning dewasa, atau hari baik berdasarkan perhitungan khusus. Sebagian besar umat Hindu di Bali masih menjadikan ala ayuning dewasa sebagai pedoman kehidupan kesehariannya.
Perhitungan ala ayuning dewasa ini pun menjadi bagian penting dalam setiap kegiatan adat dan ritual di masyarakat.
Berikut ala ayuning dewasa atau hari baik pada Saniscara Kliwon Wariga atau Sabtu 10 Desember 2022 berdasarkan perhitungan kalender Bali sebagaimana dikutip dari kalenderbali.org:
Saniscara Kliwon Wariga atau Sabtu 10 Desember 2022
- Banyu Urug. Baik untuk membuat bendungan. Tidak baik untuk membuat sumur. (Alahing dewasa 3).
- Carik Walangati. Tidak baik untuk melakukan pernikahan/wiwaha, atiwa-tiwa/ngaben dan membangun rumah. (Alahing dewasa 3).
- Kala Bancaran. Baik untuk membuat senjata, taji, pengiris (pisau besar untuk mengiris atau untuk mengadap nira). (Alahing dewasa 3).
- Kala Geger. Baik untuk membuat alat-alat penangkap ikan, membuat kentongan, cagcag (perkakas tenun), kroncongan (genta sampi dari kayu), genta (bajra), kendang (bedug), gambelan, dan alat bunyi-bunyian lainnya. (Alahing dewasa 3).
- Kala Matampak. Baik untuk menanam segala sesuatu (bercocok tanam). (Alahing dewasa 3).
- Kala Sarang. Mengandung sifat boros/terapas. Tidak baik untuk berbelanja (Alahing dewasa 3).
- Kala Tampak. Tidak baik untuk dewasa nikah (perkawinan). (Alahing dewasa 3).
- Pepedan. Baik untuk membuka lahan pertanian baru. Tidak baik untuk membuat peralatan dari besi. (Alahing dewasa 3).
- Purwanin Dina. Tidak baik sebagai dewasa ayu (Alahing dewasa 4).
- Rangda Tiga. Tidak baik melakukan upacara pawiwahan. (Alahing dewasa 3).
- Sri Tumpuk. Baik untuk memcari burung (mepikat). (Alahing dewasa 4).
- Pararasan: Laku Bumi, Pancasuda: Tunggak Semi, Ekajalaresi: Werdi Putra, Pratiti: Jaramerana
Simak Video “Mengenal Tumpek Wariga, Tradisi Mengupacarai Pohon di Bali“
[Gambas:Video 20detik]
(iws/iws)