Tag: Ciriciri

Pengertian, Tujuan, Struktur dan Ciri-ciri



Makassar

Teks laporan hasil observasi adalah teks yang berisi penjabaran umum atau laporan berupa hasil dari pengamatan. Teks laporan observasi juga disebut teks klasifikasi karena memuat klasifikasi mengenai jenis-jenis sesuatu berdasarkan kriteria tertentu.

Dalam buku “Teks dalam Kajian Struktur dan Kebahasaan” oleh Taufiqur Rahman disebutkan bahwa teks laporan hasil observasi mendeskripsikan bentuk, ciri atau sifat umum seperti benda, hewan, tumbuhan, manusia atau peristiwa yang terjadi di alam semesta.

Untuk memahami lebih jelas tentang teks laporan hasil observasi berikut ini penjelasan terkait tujuan, struktur, ciri-ciri dan contohnya.

Tujuan Teks Laporan Hasil Observasi

Secara umum tujuan teks laporan hasil observasi adalah untuk memberikan informasi dan penjelasan rinci mengenai suatu hal yang bersifat objektif.

Adapun beberapa tujuan lain pembuatan teks laporan hasil observasi adalah sebagai berikut:

  • Memahami dan mengatasi suatu persoalan
  • Mengetahui perkembangan dari suatu persoalan, sekaligus bahan evaluasi untuk kegiatan selanjutnya
  • Menemukan suatu teknik atau cara baru
  • Acuan untuk mengambil keputusan yang lebih efektif yang dapat dijadikan sebagai dasar penyusunan kebijakan dari fakta-fakta yang ada
  • Bentuk pengawasan
  • Sebagai data historis tentang perjalanan dan pengembangan unit terkait

Struktur Teks Laporan Hasil Observasi

Dalam E-Modul Bahasa Indonesia Kelas X oleh Dra Ipa Ratna Mutiara MPd disebutkan ada dua struktur teks laporan hasil observasi yakni pernyataan umum dan aspek yang dilaporkan.

Pernyataan Umum

Pernyataan umum atau klasifikasi berisi tentang informasi mengenai sesuatu yang dibahas atau hasil pengamatan yang telah dilakukan. Bagian ini dapat diartikan juga sebagai pembuka karangan secara umum.

Pada bagian ini dijelaskan klasifikasi tentang objek yang hendak dilaporkan, seperti: benda, tumbuhan, lingkungan, organisme, hewan, fenomena social, fenomena alam, dan lain sebagainya.

Objek tersebut akan diklasifikasikan berdasarkan atas persamaan dan/atau perbedaannya. Kemudian kriteria tersebut digunakan untuk membedakan kelas, subkelas dan rincian yang lebih mendetail lagi.

Aspek Yang Dilaporkan

Pada bagian ini, berisi penjelasan secara rinci mengenai informasi yang akan disampaikan berdasarkan hasil pengamatan. Pada bagian ini, akan diuraikan klasifikasi secara runtut dari kelas yang besar hingga menjadi yang kecil (subkelas).

Misalnya penggolongan diikuti rincian dari aspek perilaku, genetik, lingkungan, fungsi, peran, fisik, atau kepribadiannya.

Ciri-ciri Teks Laporan Hasil Observasi

Adapun ciri-ciri teks laporan hasil observasi sebagai berikut:

  • Hasil pengamatan atau penelitian up to date atau informasi terbaru
  • Bersifat objektif dan universal
  • Bahasa yang digunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar
  • Membahas objek tunggal
  • Menjelaskan sebuah informasi berdasarkan data dan fakta
  • Objek saling berkaitan dengan hubungan berjenjang antara kelas dan subkelas yang terdapat di dalamnya
  • Tidak ada bagian penutup atau kesimpulan dari tulisan

Contoh Teks Laporan Hasil Observasi

Ada berbagai contoh teks laporan hasil observasi. Berikut diantaranya:

1. D’topeng Museum Angkut

D’topeng adalah salah satu tempat wisata yang terletak di Kota Batu, Jawa Timur. Keberadaan D’topeng tidak dapat dipisahkan dengan Museum Angkut karena kedua tempat ini berada di satu tempat yang sama. Tempat wisata ini seringkali disebut pula sebagai Museum Topeng karena memang berisi topeng dengan berbagai model dan bentuk. Namun, D’topeng tidak hanya berisi topeng, tetapi juga berisi pameran benda-benda berupa barang tradisional dan barang antik. Topeng, barang tradisional, dan barang antik dalam museum ini dapat dikelompokkan menjadi lima jenis berdasarkan bahan pembuatannya, yaitu berbahan kayu, batu, logam, kain, dan keramik.

Benda paling diminati pengunjung untuk diamati dan paling mendominasi tempat ini adalah topeng. Ada beragam jenis topeng di museum ini. Topeng-topeng tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua bagian berdasarkan bahan dasarnya, yaitu yang berbahan dasar kayu dan batu. Topeng berbahan kayu sebagian besar berasal dari daerah Bali, Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jakarta, dan Jawa Barat. Sementara itu, topeng yang berbahan batu berasal dari daerah sekitar Sulawesi dan Maluku.

Selain topeng, barang-barang tradisional juga dipamerkan di D’topeng. Barang-barang tradisional yang mengisi etalase-etalase museum ini adalah senjata tradisional, perhiasan wanita zaman dahulu yang berbahan dasar logam, batik-batik motif lama, dan hiasan rumah kuno. Berdasarkan bahan dasarnya, barang-barang tersebut juga dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu berbahan dasar kayu seperti hiasan rumah berupa kepala kerbau asal Toraja, berbahan dasar batu seperti alat penusuk jeruk asal Batak, berbahan dasar logam seperti pisau sunat dan perhiasan logam asal Sumba, dan yang berbahan dasar kain seperti batik berbagai motif asal Yogyakarta dan Jawa Tengah.

Benda terakhir yang mengisi museum ini adalah barang kuno yang sampai saat ini masih dianggap bernilai seni tinggi atau biasa disebut barang antik. Barang-barang antik seperti guci tua, kursi antik, bantal arwah, mata uang zaman kerajaan-kerajaan, dan benda-benda lain dapat dijumpai di dalam museum D’topeng. Barang-barang tersebut dapat pula digolongkan menjadi dua jenis berdasarkan bahan pembuatannya, yaitu keramik dan logam. Barang antik berbahan dasar keramik di museum ini adalah guci-guci tua peninggalan salah satu dinasti di Tiongkok dan bantal yang digunakan untuk bangsawan Dinasti Yuan (Tiongkok) yang sudah meninggal. Sementara itu, barang antik yang berbahan dasar logam adalah jinggaran coin (Kerajaan Gowa), mata uang Kerajaan Majapahit, koin VOC, dan kursi antik asal Jawa Tengah.

Selain untuk dipamerkan, benda-benda di D’topeng ini juga dimanfaatkan sebagai media pelestarian budaya. Selanjutnya, D’topeng berfungsi pula sebagai museum, yaitu sebagai konservasi benda-benda langka agar terhindar dari perdagangan ilegal.

2. Komodo

Komodo merupakan hewan sejenis reptil besar yang berkaki empat dan wujudnya menyerupai kadal-kadal-an. Bedanya, ukuran hewan ini sangatlah besar. Komodo merupakan hewan langka yang sudah masuk kategori dilindungi. Komodo sudah dicanangkan menjadi satwa nasional bagi negeri ini.

Jika dilihat dari jauh dan dilihat sekilas, komodo tampak seperti biawak biasa. Tetapi, ketika perhatikan dengan saksama, binatang ini ukurannya jauh lebih besar dari biawak. Panjang tubuhnya bisa mencapai tinggi rata-rata orang indonesia, atau sekitar 165 cm. Panjang ekornya setara panjang badannya sehingga membuat panjang total hewan ini menjadi sekitar tiga meter lebih. Komodo memiliki badan yang panjang, lebih besar dari kepalanya.

Kepalanya agak memanjang, mirip dengan reptil pada umumnya. Matanya kecil dan berwarna. Mulutnya agak memanjang. Giginya banyak, menyelimuti rahang di sekujur rahangnya. Gigi Komodo cukup panjang dan sangat tajam. Lidahnya yang berwarna kuning sering menjulur keluar dan bercabang pada tepiannya.

Kulitnya bersisik dan tampak keras, namun memiliki pola yang Indah. Warna kulitnya cokelat kehitam-hitaman dengan sedikit bias kuning keemasan. Pada bagian leher terdapat lipatan-lipatan kulitnya yang bersisik. Lipatan tersebut ditemukan pula di bagian ketiak depan dan lipatan paha bagian belakang. Bagian punggung ekornya bersisik menyerupai gergaji dengan arah miring ke belakang.

Cakar komodo sangatlah tajam dan menukik. Bentuknya mirip cakar burung elang. Warnanya hitam legam dan biasa digunakan untuk bertarung melawan mangsanya.

Binatang ini boleh dibilang hewan yang menyeramkan, namun memiliki sisik yang indah dan bertubuh kekar dan gagah. Komodo merupakan satu di antara satwa nasional yang harus dipertahankan sebagai salah satu bukti nyata kekayaan negeri ini.

Simak Video “Yuk Berkreasi Bersama Semomondeezy dan Rubysh
[Gambas:Video 20detik]
(hsr/alk)

Mengenal Ciri-ciri Bioma Gurun Beserta Penjelasannya



Jakarta

Bioma gurun sering diidentikkan dengan kawasan padang pasir yang panas, gersang dan didominasi oleh batu dan pasir. Namun, kenyataan tersebut tidak seluruhnya benar, karena tidak semua padang pasir bersuhu panas.

Pada dasarnya bioma gurun adalah kawasan iklim kering yang ditandai rata-rata curah hujan tahunan jauh lebih kecil dibandingkan tingkat penguapan massa air ke atmosfer. Sehingga, sangat jarang ditemui sungai, sumur, dan mata air, seperti dikutip dari buku Konsep Dasar Ekologi Tumbuhan oleh Ervina Mukharomah, S.Pd.

Pada artikel berikut ini, akan membahas tentang ciri-ciri yang terdapat di bioma gurun. Yuk, simak penjelasan lengkap lainnya di bawah ini.

Bioma Gurun

Letak bioma gurun secara astronomi, terdapat di belahan bumi sekitar 20o lintang utara (LU) dan 30o lintang selatan (LS).

Bioma gurun panas dan kering identik dengan padang pasir (gurun pasir), yaitu suatu wilayah di daerah iklim subtropik sampai sedang yang didominasi oleh hamparan pasir dengan kondisi vegetasi yang terbatas, suhu udara tinggi, curah hujan kurang dari 250 mm/tahun, dan intensitas panas Matahari yang tinggi.

Daerah gurun yang paling luas terpusat di daerah sekitar 20o LU, yaitu dimulai dari Pantai Atlantik di Afrika hingga ke Asia Tengah. Sepanjang daerah itu terdapat kompleks Gurun Sahara (Afrika Utara), Gurun Arab, dan Gurun Gobi (Asia Tengah) yang luasnya mencapai 10 juta km2.

Sementara itu, wilayah gurun pasir lainnya juga terdapat di Afrika Barat Daya (Kalahari dan Namib), Afrika Timur (Ogaden), Asia Barat (Karakum, Taklamakan, dan Iran), Asia Selatan (Thar), Australia (Gibson dan Simpson), Amerika Serikat bagian tengah dan barat (The Great American Desert, meliputi Arizona dan California), Meksiko bagian utara, dan Amerika Selatan (Atacama dan Patagonia).

Daerah gurun pasir mempunyai ciri-ciri khusus, antara lain tingkat evaporasi yang lebih tinggi daripada curah hujan dan air tanah yang cenderung asin. Penyebab air tanah menjadi asin karena larutan garam dari tanah tidak berpindah, baik melalui pencucian oleh air, maupun oleh drainase. Oleh karena itu, hanya tumbuhan yang mampu beradaptasi yang hidup di daerah tersebut.

Jenis vegetasi yang dapat tumbuh dan beradaptasi terhadap kondisi gurun pasir pada umumnya memiliki ciri-ciri daun yang kecil seperti duri, batang pohon relative tebal, dan akar yang panjang.

Melalui struktur tersebut tumbuhan dapat mengurangi penguapan dan mampu mengambil air dari tempat yang dalam, kemudian menyimpannya di dalam jaringan spons.

Contoh vegetasi yang hidup di daerah gurun adalah kaktus, semak-semak akasia, dan pohon-pohon tamar (kurma). Sementara hewan yang terdapat di daerah gurun antara lain belalang dan berbagai jenis hewan pengerat, contohnya hamster dan gerbil.

Demikian, dikutip dari buku Geografi 2 oleh Yusman Hestiyanto; buku Geografi: Jelajah Bumi dan Alam Semesta oleh Hartono; dan buku Biologi Jilid 1 oleh Diah Aryulina.

Ciri-Ciri Bioma Gurun

Dikutip dari buku Biogeografi oleh Dr. Muhammad Zid, M. Si dapun beberapa ciri-ciri bioma gurun adalah:

  • Curah hujan sangat rendah, ± 25 cm/tahun
  • Kecepatan penguapan air lebih cepat dari presipitasi
  • Kelembapan udara sangat rendah
  • Perbedaan suhu siang dengan malam hari sangat tinggi (siang hari suhunya dapat mencapai 45oC dan malam dapat turun sampai 0oC).
  • Tanah yang tandus tidak mampu menyimpan air.

Lingkungan Biotik

Dikutip dari buku Geografi oleh Samadi, S.Pd, M.Si, lingkungan biotik dari bioma gurun adalah sebagai berikut.

a. Flora

Flora dari bioma ini adalah tumbuhan yang dapat beradaptasi dengan daerah kering (tumbuhan xerofit). Oleh karena itu, tumbuhan yang hidup di wilayah ini sangat sedikit.

Di gurun dijumpai pula tumbuhan menahun berdaun seperti duri contohnya kaktus, atau tak berdaun dan memiliki akar panjang serta mempunyai jaringan untuk menyimpan air. Misalnya, kaktus saguaro dan pohon eks gurun.

Pohon kaktus saguaro raksasa dapat ditemukan di gurun-gurun Amerika Utara. Kaktus ini berukuran seperti pohon tingginya mencapai 16 meter dengan akar sepanjang 10 meter. Akar-akar pohon ini kokoh dan padat sehingga bisa menyerap air sebanyak mungkin dan dapat menjaga tanaman dari kencangnya tiupan angin.

b. Fauna

Hewan besar yang hidup di gurun umumnya yang mampu menyimpan air, misalnya unta, sedangkan untuk hewan-hewan kecil seperti kadal, ular, tikus, semut, umumnya hanya aktif di pagi hari, pada siang hari yang terik mereka hanya aktif hidup pada lubang-lubang.

Hewan-hewan gurun yang aktif pada siang hari antara lain ular, unta, burung pemangsa seperti elang ekor merah, harimau ekor layang-layang, kalajengking, laba-laba tarantula, dan burung pengicau gurun.

Hewan-hewan yang aktif pada malam hari (nocturnal), antara lain burung hantu pekik, tikus, kangguru, rubah fennec, dan tokek pemburu malam.

Nah, itu dia detiker tentang penjelasan seputar ciri-ciri bioma gurun. Semoga bisa menambah wawasan. Selamat belajar ya, detikers!

Simak Video “Mengenaskan! 20 Jasad Ditemukan Berserakan di Gurun Pasir Libya
[Gambas:Video 20detik]
(pal/pal)

Bisa Tahu Tumbuhan atau Obat Alami yang Dapat Menyembuhkan Orang Sakit, Ternyata Ini 5 Ciri-ciri Manusia Dikawal Khodam Dewi Sri

ilustrasi khodam dewi sri

Tribun Bali

ilustrasi khodam dewi sri

GridHot.ID – Sejumlah hal gaib tentu masih ada di sekitar kita, termasuk jin khodam.

Diketahui jika khodam merupakan jin yang mendampingi manusia.

Konon, ada khodam yang baik maupun jahat.

Khodam pendamping diartikan sebagai makhluk halus yang berasal dari benda-benda pusaka, ilmu kebatinan ataupun sengaja dipanggil untuk keperluan tertentu.

Mengutip Bangkapos.com, beberapa orang pun memiliki khodam pendamping yang berasal dari ilmu leluhur yang diturunkan kepadanya.

Perlu kita ketahui, bahwa dalam dunia perdukunan sudah tak asing lagi ketika mendengan istilah jin khodam pendamping.

Khodam Pendamping sendiri merupakan hadirnya energi dari dunia gaib yang bersemayam di tubuh manusia yang tujuannya jin tersebut dikabarkan untuk membantu, membimbing, dan mendapingi tuannya selama di dunia.

Ternyata khodam pendamping di kategorikan menjadi dua jenis. Jenis yang pertama adalah khodam yang didapatkan dari leluhur.

Sedangkan jenis kedua adalah Khodam yang didapatkan dari hasil amalan atau hasil mencari disuatu tempat.

Dilansir dari Sonora.id, jangan salah, ciri orang yang didampingi khodam Dewi Sri ini hanya bisa dimiliki oleh orang yang beruntung dan terpilih.

Pasalnya, Dewi Sri dikenal pula sebagai Dewi Kemakmuran, Dewi Rezeki, Dewi Keagungan, dan Dewi Kesejahteraan.

Baca Juga: Salah Satunya Jumat Kliwon Pemilik Neptu 14, Ini 3 Weton dengan Khodam Leluhur Paling Sakti yang Bikin Jin Jahat Ogah Ganggu

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News



PROMOTED CONTENT


Video Pilihan



Kenali Ciri-Ciri Daerah Rawan Longsor, Salah Satunya Gundul

Harianjogja.com, JOGJA-Seiring meningkatnya musim penghujan di DIY, potensi terjadinya longsor turut meningkat. Seperti yang terjadi di Gunungkidul belakangan ini. 

Sejumlah titik mengalami longsor. Selain kawasan Bukit Bintang Patuk, longsor juga terjadi di kawasan Karangmojo. Tidak hanya longsor, banjir juga menerjang sejumlah wilayah di Bumi Handayani. 

Hujan lebat pada awal musim dapat menimbulkan longsor. Melalui tanah yang merekah ini, air akan masuk dan terakumulasi di bagian dasar lereng, sehingga menimbulkan gerakan lateral.

Baca juga: Ada 6.214 kasus HIV di DIY, Ini Golongan Umur yang Paling Mendominasi

Bila ada pepohonan di permukaannya, tanah longsor dapat dicegah karena air akan diserap oleh tumbuhan, karena sifat akar tumbuhan yang mengikat tanah.

Dikutip dari bpbd.jogjaprov.go.id berikut ini ciri-ciri daerah rawan longsor:

1. Daerah bukit, lereng dan pegunungan dengan kelerengan lebih dari 20 derajat.

2. Kondisi lapisan tanah tebal diatas lereng.

3. Sistem tata air dan tata guna lahan yang buruk.

4. Lereng terbuka atau gundul akibat penebangan pohon secara brutal.

5. Adanya retakan pada bagian atas tebing.

6. Terdapat mata air atau rembesan air pada tebing yang disertai dengan longsoran kecil.

7. Pembebanan yang berlebihan pada lereng seperti adanya bangunan rumah atau sarana lainnya.

PROMOTED: 

Kisah Dua Brand Kecantikan Lokal Raup Untung dari Tokopedia: Duvaderm dan Guele

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Kunci Jawaban IPA Kelas 7 SMP Halaman 39 Tabel 2.3 Ciri-ciri Kehidupan Manusia, Tumbuhan, dan Hewan

SEPUTARLAMPUNG.COM – Simak soal dan pembahasan kunci jawaban IPA kelas 7 SMP/MTS yang bersumber dari Buku Tematik Kemendikbud revisi 2018.

Pembahasan soal dan kunci jawaban dalam artikel ini diharapkan bisa menjadi bahan evaluasi dan referensi serta memudahkan adik-adik dalam belajar.

Pada halaman 39 mata pelajaran IPA kelas 7 SMP, siswa akan belajar Bab 2 “Klasifikasi Makhluk Hidup”.

Baca Juga: Harga Terbaru Redmi 10A November 2022 dengan Dual Kamera 13MP dan Prosesor MediaTek Helio G25

Siswa diminta untuk mengerjakan tabel 2.4 ciri-ciri kehidupan manusia, tumbuhan, dan hewan.

Pembahasan materi dalam artikel ini diulas oleh Aulia Rachma Dinantika, S.Pd. Alumnus Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung.

Berikut ini kunci jawaban IPA kelas 7 SMP halaman 39:

Kegiatan 2.4 Mengamati Ciri-ciri Kehidupan

Lakukan pengamatan tentang ciri-ciri kehidupan pada manusia, tumbuhan, dan hewan. Susunlah dalam Tabel 2.3 berikut: