Tag: Indonesia

Kelapa Sawit Penopang Perekonomian Indonesia

Jakarta, Sawit Indonesia – Kelapa Sawit sebagai salah satu komoditas perkebunan yang memiliki peran penting dalam perekonomian di Indonesia, salah satunya sebagai sumber devisa negara non migas, penyedia lapangan kerja, serta menjadi bahan baku berbagai industri pengolahan di Indonesia. Dalam mendukung industri pengolahan di Indonesia, kelapa sawit menjadi tumbuhan industri penghasil minyak masak, minyak industri, margarin, lilin, sabun, industri kosmetik, industri farmasi hingga menjadi bahan bakar biodiesel. Bahkan sisa pengolahan kelapa sawit dapat dimanfaatkan menjadi kompos, campuran bahan pakan ternak, biogas dan lain sebagainya. Semuanya merupakan bukti industri kelapa sawit telah menjadi mesin penggerak perekonomian Indonesia, sekaligus
meningkatkan taraf hidup banyak orang, memberi akses pendidikan, layanan kesehatan, teknologi dan informasi.

“Sektor sawit di Indonesia yang melibatkan 2,4 juta petani swadaya dan 16 juta tenaga kerja, dapat terus mendorong PDB di sektor perkebunan pada angka yang positif, sehingga PDB Indonesia di TW3 2022 dapat bertumbuh positif di angka 5,72%. Industri kelapa sawit ini telah berkontribusi pada pendapatan pemerintah, keuntungan bagi perusahaan, lapangan kerja, dan meningkatkan pendapatan bagi petani kecil.” terang Eddy Abdurachman, Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) pada press conference akhir tahun BPDPKS Kamis, 22 Desember 2022 di Hotel Grand Hyatt Jakarta.

“Sebagai lembaga pengelola dana, BPDPKS memastikan prinsip “from palm oil to palm oil” diterapkan di setiap program. Kinerja penghimpunan dana BPDPKS di tahun 2022 dari pungutan ekspor sawit diperkirakan mencapai Rp34,5triliun, sedangkan kinerja imbal hasil dana kelolaan di tahun 2022 sebesar Rp 800 miliar. Dana kelolaan tersebut digunakan untuk menjalankan program-program yang meliputi pemberian dukungan untuk program mandatori biodiesel, peremajaan sawit rakyat, penyediaan sarana dan prasarana kelapa sawit, penelitian dan pengembangan, pengembangan sumber daya manusia, serta program promosi dan kemitraan,” lanjut Eddy.

Lebih dalam Eddy memaparkan, Seluruh kegiatan prioritas yang dilakukan oleh BPDPKS ditujukan dalam rangka pengembangan kelapa sawit berkelanjutan dengan tujuan utama menjaga stabilisasi harga dan efisiensi biaya produksi yang dilakukan melalui penciptaan kualitas produk yang unggul, kepastian supply, kepastian pasar dan tersedianya infrastruktur yang mendukung, utamanya untuk melakukan transformasi kesejahteraan rakyat melalui industri kelapa sawit yang berkelanjutan.

Direktur Utama BPDPKS juga menyampaikan capaian seluruh program yang dilaksanakan oleh BPDPKS, yang pertama yaitu kinerja program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR). Eddy menjelaskan, “Sejak tahun 2016 sampai dengan 2022, realisasi penyaluran dana PSR seluas 273.666 Ha untuk 120.168 pekebun dengan dana mencapai Rp7,526 triliun yang tersebar di 21 Provinsi di Indonesia. Capaian di tahun 2022 ini menurun dibandingkan tahun sebelumnya, utamanya disebabkan kendala terhadap pemenuhan persyaratan keterangan tidak berada di
Kawasan hutan dan Kawasan lindung gambut serta keterangan tidak berada di lahan HGU”.

Disisi lain, Program Insentif Biodiesel yang telah diimplementasikan sejak tahun 2015 bertujuan untuk menjaga stabilitas harga CPO, mendorong kemandirian dan ketahanan energi nasional, pengurangan emisi gas rumah kaca dan penghematan devisa yang berasal dari berkurangnya impor solar, hingga tahun 2022, telah menyalurkan volume biodiesel sebesar 42,98juta KL dengan dana biodiesel yang telah dibayarkan sejumlah Rp144,59 triliun. “Pemerintah berhasil secara konsisten mempertahankan penerapan program mandatori biodiesel melalui masa pandemi dan gejolak harga minyak dunia, bahkan di tahun 2022 telah bersiap untuk implementasi B35” imbuh
Eddy lagi.

Selanjutnya, kinerja program penelitian dan pengembangan dimana sejak tahun 2015 hingga 2022 telah mendanai 279 riset yang melibatkan 950 peneliti di 78 lembaga penelitian dan pengembangan di Indonesia dengan dana yang telah disalurkan mencapai Rp501,2 miliar. Di tahun 2022 ini, BPDPKS lebih selektif dalam pendanaan dengan prioritas riset-riset yang berpotensi untuk mencapai komersialisasi dan dapat dimanfaatkan langsung oleh industri. “Salah satu Inovasi unggulan dari program litbang untuk peningkatan konsumsi dalam negeri dan nilai tambah kelapa sawit yaitu reka cipta Bensin Sawit (Bensa) dengan RON 110 dan Minyak Makan Sehat. Peneliti Riset ini yang berasal dari ITB, dinobatkan sebagai Innovator of the Year of Sustainable Energy
pada perhelatan People of The Year 2022 Metro TV” tegas Eddy.

Sementara untuk capaian program pengembangan SDM, sejak tahun 2015 hingga 2022 telah melibatkan 11.688 peserta pelatihan dan 4.265 mahasiswa yang mendapatkan beasiswa dengan dana yang telah disalurkan sebanyak Rp305,2 miliar. BPDPKS berkomitmen untuk terus menambah jumlah penerima manfaat program ini pada tahun-tahun mendatang. Kinerja Program Promosi sawit selama tahun 2022 antara lain ditunjukkan dengan sentimen positif media terutama di semester kedua, dimana BPDPKS memberikan dukungan sponsorship & pendanaan pada event besar seperti G20, COP27, GLOBOIL Trade Expo Indoneseia 2022, Forum Sawit Indonesia (FoSI 2022), Indonesian Palm Oil Stakeholder Forum (IPOS-Forum 2022) dan IPOC 2022. Program promosi dan kemitraan juga mencatatkan capaian realisasi terbesar sejak BPDPKS didirikan di tahun 2022.

Capaian program Sarana dan Prasarana di tahun 2022 ini meliputi 15 lembaga pekebun yang telah ditetapkan sebagai penerima dana sarana dan prasarana dengan total nilai dana mencapai Rp44,3 miliar berupa kegiatan ekstensifikasi, intensifikasi, mesin pertanian, dan peningkatan jalan. Eddy juga menjelaskan kontribusi BPDPKS terhadap pengembangan UMKM Sawit di Indonesia “BPDPKS telah menjalankan berbagai program kemitraan UKMK sawit dengan berkolaborasi dengan perguruan tinggi, asosiasi petani sawit, Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) dan bersama anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), disamping itu di akhir tahun ini, BPDPKS juga telah
mendapatkan penghargaan Sawit Indonesia Award 2022 dalam kategori Pemberdayaan UKMK dan Petani Sawit”.

“Diharapkan capaian ini dapat terus ditingkatkan di tahun 2023 dengan dukungan seluruh stakeholder. Seluruh capaian ini tentunya tidak mungkin bisa diraih sendiri oleh BPDPKS, melalui dukungan dan sinergi yang baik dari seluruh stakeholder, tentunya tahun 2023 akan menjadi tantangan baru bagi industri sawit Indonesia dan BPDPKS khususnya untuk dapat mempertahankan kinerja dan capaian yang lebih baik,” tutup Eddy dihadapan para reporter media nasional yang hadir.

Sumber: bpdp.or.id

Apa Itu Flora? Ini Persebaran dan Keadaannya di Indonesia



Jakarta

Flora adalah seluruh kehidupan dari jenis tumbuhan di suatu habitat, daerah, atau strata geologi tertentu. Di Indonesia, flora tersebar di berbagai wilayah dan memiliki ciri khas masing-masing.

Berdasarkan data yang dikutip dari buku Geografi 2: Lingkungan Fisik dan Sosial oleh Siti Azizah Susilawati dkk, Indonesia termasuk negara yang tercatat dalam peringkat lima besar dunia, yang mempunyai keanekaragaman flora tertinggi.

Keanekaragaman tersebut mencapai kurang lebih 38.000 spesies (55% endemic), urutan pertama dalam kekayaan jenis palem (477% spesies dari 47% endemic), dan juga 400 spesies lebih Dipterocarpaceae atau jenis pohon yang bernilai ekonomis.

Persebaran Flora di Indonesia

Mengutip buku Modul Geografi Kelas XI Kemdikbud, persebaran flora menjadi sangat kompleks atau beragam karena kondisi wilayah yang berbentuk kepulauan.

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) meneliti bahwa pada tahun 2014, Indonesia diperkirakan memiliki 1.500 jenis alga, lalu 80.000 tumbuhan berspora yaitu jamur, 595 jenis lumut kerak, 2.197 jenis paku-pakuan, dan juga 40.000 jenis tumbuhan berbiji.

Persebaran flora sendiri terbagi menjadi tiga wilayah, yaitu:

1. Flora di Dataran Sunda (Flora Asiatis)

Ciri dari flora yang tersebar di daerah ini yaitu tersebar di wilayah pulau Sumatera, pulau Jawa, pulau Bali, dan juga pulau Kalimantan.

Selain itu, flora di daerah ini juga dipengaruhi oleh flora yang ada di Asia. Adapun jenis tumbuhan yang mendominasi flora di daerah ini adalah jenis tumbuhan berhabitus pohon dari suku Dipterocarpaceae.

2. Flora di Dataran Peralihan (Daerah Wallace)

Flora di daerah ini tersebar di wilayah Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Maluku serta memiliki pengaruh dari flora yang ada di Asia dan juga Australia.

Tumbuhan flora yang ada di wilayah ini didominasi oleh tumbuhan berhabitus pohon dari suku Araucariaceae, Myrtaceae, dan Verbenaceae.

3. Flora di Dataran Sahul Flora (Australis)

Wilayah persebaran flora ini meliputi pulau Papua dan pulau yang ada disekitarnya. Persebaran flora di wilayah tersebut, banyak dipengaruhi oleh flora Australia.

Adapun tumbuhan yang mendominasi adalah jenis tumbuhan berhabitus pohon dari suku Araucariaceae dan Myrtaceae.

Keadaan Flora di Indonesia

Masih mengutip referensi yang sama, keadaan flora di Indonesia dirinci menjadi empat Kawasan flora, yaitu:

1. Flora Sumatra-Kalimantan dengan tipe vegetasi yang mendominasi yaitu hutan lebat dan tumbuhan yang sangat heterogen.

2. Flora Jawa-Bali, yang mana vegetasi di daerah ini mulai dari hutan hujan tropis, hutan musim, hutan sabana, dan hutan stepa yang berderet dari arah barat-timur.

3. Flora Kepulauan Wallacea atau Pulau Sulawesi, Kepulauan Nusa Tenggara, Pulau Timor, dan Kepulauan Maluku. Wilayah tersebut memiliki iklim kering, sehingga vegetasi yang ada di kepulauan tersebut adalah vegetasi savana, vegetasi hutan pegunungan, dan hutan campuran.

4. Flora Papua. Wilayah ini memiliki tipe hutan hujan tropis tipe Australia utara.

Nah, itulah persebaran flora yang ada di Indonesia. Semoga menambah wawasan detikers, ya!

Simak Video “Main Sambil Belajar di Festival Flona Lapangan Banteng
[Gambas:Video 20detik]
(faz/faz)

Lebih 100 Tahun Hilang, Peneliti Indonesia Temukan Kembali Katak Pelangi di Gunung Nyiut

  • Katak pelangi (Ansonia latidisca) pertama kali dilaporkan pada tahun 1893 oleh ahli botani Jerman, Johann Gottfried Hallier, di bagian hulu Sungai Sambas, Kalimantan Barat.
  • Ciri fisiknya berkaki kurus dan panjang, Panjang tubuhnya antara 30 – 50 mm. Kulit bertotol-total, dengan berwarna hijau terang, ungu dan merah.
  • Katak pelangi ini adalah spesies malam yang aktif di sekitar sungai berbatu-batu (stream river).
  • Selain katak pelangi beberapa spesies tumbuhan baru juga dijumpai di CA Gunung Nyiut.

 

“Mas Harley, ternyata benar. Itu katak yang telah [lama] dianggap hilang. Satu dari 10 katak paling di cari dalam daftar pencarian global amfibi yang hilang tahun 2010 oleh Conservation International,” sebut Randi Agusti melalui sambungan ponsel.

Randi adalah seorang botanis dan peneliti muda yang turut dalam kegiatan Ekspedisi dan Eksplorasi Gunung Nyiut 2022 yang digagas BKSDA Kalbar. Kawasan konservasi ini terletak di tiga kabupaten, yaitu Kabupaten Bengkayang, Sambas dan Sanggau, Kalimantan Barat.

Penjelasan Randi melampaui ekspektasi saya. Waktu ekspedisi yang singkat, -kurang dari 10 hari, dan hujan terus-menerus di lokasi, kami tak menyangka jika berhasil menemukan kembali katak pelangi atau sambas stream toad (Ansonia latidisca) di habitat aslinya.

Katak pelangi pertama kali dilaporkan keberadaanya pada tahun 1893 oleh ahli botani asal Jerman, Johann Gottfried Hallier, di bagian hulu Sungai Sambas, di puncak Gunung Damus, Gunung Nyiut, yang sekarang bagian Kabupaten Bengkayang Kalimantan Barat.

Katak ini pernah dilaporkan di jumpai di tahun 1920-an. Sejak itu ‘lenyap’ dari bumi Nusantara. Perjumpaan terakhir dilaporkan oleh sekelompok peneliti herpetologi di Penrissen, Sarawak, Malaysia pada tahun 2011.

Luar biasanya, setelah 129 tahun berselang, katak pelangi dapat di jumpai kembali oleh para ahli botani Indonesia. Tepat di Hari Kemerdekaan RI ke-77 tanggal 17 Agustus 2022.

Baca juga: Katak-katak Pantai Selatan, Jenis Baru dari Hutan Pulau Jawa

Katak pelangi (Ansonia latidisca) yang dijumpai di CA Gunung Nyiut. Dok: Tim Jelajah CA Gunung Nyiut BKSDA Kalbar 2022.

 

Perjumpaan Tidak Terduga  

Sejak pertamakalinya ditemukan ciri-ciri katak pelangi hanya di ketahui dari satu gambar ilustrasi, sketsa berwarna hitam putih, yang dibuat oleh Hallier.

Ciri fisiknya berkaki kurus dan panjang, dengan tubuh bertotol-totol. Tubuhnya berukuran kecil, panjang antara 30 – 50 mm. Kulit belakang berwarna hijau terang, ungu dan merah. Nama pelangi yang kemudian disematkan pada katak ini sesuai corak warna kulitnya tersebut.

Bintik-bintik katak ini berwarna tampak pada kulit belakang tidak rata, tetapi seperti batu kerikil atau mirip kutil. Dikutip dari National Geographic, seorang ahli amfibi dari Conservation Internastional, Robin Moore, menyebut kulit seperti itu biasanya menunjukkan tanda-tanda adanya kelenjar racun.

Dari ciri tersebutl, kami yakin katak yang kami jumpai di  Gunung Nyiut adalah katak pelangi. Saat kami temukan, ia sedang berkamuflase mengikuti warna helai daun tempatnya mendekam. Cara ini adalah upaya melindungi dirinya untuk mengelabui satwa pemangsanya.

Malam harinya, -saat hujan telah reda, saya, Randi dan tiga orang rekan lainnya melakukan herping di aliran sungai kecil berbatu-batu yang tidak jauh dari basecamp. Katak pelangi adalah spesies malam yang aktif di sekitar sungai berbatu-batu.

Setelah perjumpaan hari itu, -bahkan hingga kami kembali ke Kantor BKSDA Kalbar di Kota Pontianak, kami belum sadar jika katak tersebut adalah katak pelangi. Saya baru sadar tiga hari kemudian setelah tiba kembali di Bogor, tempat saya tinggal, setelah mengecek ke referensi ciri-ciri fisiknya.

Baca juga: Katak Tanduk, Spesies Baru dari Kalimantan

 

Tim ekspedisi CA Gunung Nyiut. Dok: Tim Jelajah CA Gunung Nyiut BKSDA Kalbar 2022.

 

Capaian Luar Biasa

Sadtata Noor Adirahmanta, pejabat Kepala BKSDA Kalbar saat itu menyebut kegiatan jelajah Gunung Nyiut telah mendapatkan capaian luar biasa.

“Beberapa spesies tumbuhan baru sudah ditemukan dan dikonfirmasikan memang benar merupakan spesies baru. Bahkan ada beberapa di antaranya merupakan new record atau sebelumnya belum pernah ditemukan di Indonesia.”

Temuan ini juga menjadi pesan penting bagi para pemangku kepentingan untuk menjalankan amanah konservasi.

“Adanya temuan menunjukkan ada banyak hal lain yang belum kita temukan. Ini seharusnya menjadi titik tolak untuk melakukan penjelajahan lebih luas lagi,” lanjutnya.

Terkait dengan penemuan kembali katak pelangi, BKSDA Kalbar lebih lanjut akan merancang survei habitat dan pendugaan populasi sebaran jenis ini di CA Gunung Nyiut. Meski demikian, informasi titik koordinat distribusinya perlu dirahasiakan. Mengingat spesies ini menjadi incaran kolektor fauna bernilai tinggi.

“Paling utama adalah hasil temuan yang diperoleh segera dilakukan kajian dan dipublikasi pada jurnal ilmiah, agar kelestarian habitatnya dan upaya perlindungan kawasannya terjaga,” sebut Kepala BKSDA Kalbar, Wiwied Widodo.

Sebutnya, langkah-langkah strategis konservasi keanekaragaman jenis endemik CA Gunung Nyiut akan disiapkan agar penemuan kelimpahan jenis-jenis baru pun dapat diungkap.

 

*Harley Bayu Sastha, penulis buku, petualang, penjelajah, dan pemerhati kegiatan alam bebas. Pendiri dan redaksi e-magazine Mountmag.

 

***

Gambar utama: Katak pelangi (Ansonia latidisca) dari balik daun. Dok: Tim Jelajah CA Gunung Nyiut BKSDA Kalbar 2022.

 

 


PIALA DUNIA 2022: Ternyata Ada Tumbuhan Asal Indonesia di Lahan Pertanian Qatar, Apakah itu?

TRIBUN-VIDEO.COM – Piala Dunia 2022 akan bergulir pada (20/11/2022) hingga 18 Desember 2022 di Qatar.

Qatar menjadi negara timur tengah pertama yang menjadi tuan ramah di Piala Dunia 2022.

Gelaran Piala Dunia 2022 diikuti 32 negara terbagi dalam 8 fase grup.

Baca: PIALA DUNIA 2022: Segar, Melihat Melon Lokal Asli Qatar

Baca: PIALA DUNIA 2022: Mengunjungi Perkebunan Tomat Cherry Asli Qatar

Berikut daftar grup Piala Dunia 2022 di Qatar :

-Grup A: Qatar , Ekuador, Senegal, Belanda
-Grup B: Inggris, Iran, Amerika Serikat, Wales
-Grup C: Argentina, Arab Saudi, Meksiko, Polandia
-Grup D: Prancis, Australia, Denmark, Tunisia
-Grup E: Spanyol, Kosta Rika, Jerman, Jepang
-Grup F: Belgia, Kanada, Maroko, Kroasia
-Grup G: Brasil, Serbia, Swiss, Kamerun
-Grup H: Portugal, Ghana, Uruguay, Korea Selatan

Sebanyak empat pertandingan akan dimainkan setiap hari selama babak penyisihan grup.

Pertandingan perdana akan digelar pada Minggu (20/11/2022) di Stadion Al Bayt pukul 23.00 WIB mempertemukan sang tuan rumah Qatar melawan Ekuador.

Berikut jadwal pertandingan Piala Dunia 2022 di Qatar :

Minggu, 20 November 2022
23.00 WIB: Qatar Vs Ekuador (Grup A)

Senin, 21 November 2022
20.00 WIB: Inggris Vs Iran (Grup B)
23.00 WIB: Senegal Vs Belanda (Grup A)

Selasa, 22 November 2022
02.00 WIB: Amerika Serikat Vs Wales (Grup B)
17.00 WIB: Argentina Vs Arab Saudi (Grup C)
20.00 WIB: Denmark Vs Tunisia (Grup D)
23.00 WIB: Meksiko VS Polandia

Rabu, 23 November 2022
02.00 WIB: Prancis Vs Australia (Grup D)
17.00 WIB: Maroko Vs Kroasia (Grup F)
20.00 WIB: Jerman Vs Jepang (Grup E)
23.00 WIB: Spanyol Vs Kosta Rika (Grup E)

Kamis, 24 November 2022
02.00 WIB: Belgia Vs Kanada (Grup F)
17.00 WIB: Swiss Vs Kamerun (Grup G)
20.00 WIB: Uruguay Vs Korea Selatan (Grup H)
23.00 WIB: Portugal Vs Ghana (Grup H)

Jumat, 25 November 2022
02.00 WIB: Brasil Vs Serbia (Grup G)
17.00 WIB: Wales Vs Iran (Grup B)
20.00 WIB: Qatar Vs Senegal (Grup A)
23.00 WIB: Belanda Vs Ekuador (Grup A)

Sabtu, 26 November 2022
02.00 WIB: Inggris Vs Amerika Serikat (Grup B)
17.00 WIB: Tunisia Vs Australia (Grup D)
20.00 WIB: Polandia Vs Arab Saudi (Grup C)
23.00 WIB: Prancis Vs Denmark (Grup D)

Minggu, 27 November 2022
02.00 WIB: Argentina Vs Meksiko (Grup C)
17.00 WIB: Jepang Vs Kosta Rika (Grup E)
20.00 WIB: Belgia Vs Maroko (Grup F)
23.00 WIB: Kroasia Vs Kanada (Grup F)

Senin, 28 November 2022
02.00 WIB: Spanyol Vs Jerman (Grup E)
17.00 WIB: Kamerun VS Serbia (Grup G)
20.00 WIB: Korea Selatan Vs Ghana (Grup H)
23.00 WIB: Brasil Vs Swiss (Grup G)

Selasa, 29 November 2022
02.00 WIB: Portugal Vs Uruguay (Grup H)
22.00 WIB: Ekuador Vs Senegal (Grup A)
22.00 WIB: Belanda Vs Qatar (Grup A)

Rabu, 30 November 2022
02.00 WIB: Iran Vs Amerika Serikat (Grup B)
02.00 WIB: Wales Vs Inggris (Grup B)
22.00 WIB: Tunisia Vs Prancis (Grup D)
22.00 WIB: Australia Vs Denmark (Grup D)

Kamis, 1 Desember 2022
02.00 WIB: Polandia Vs Argentina (Grup C)
02.00 WIB: Arab Saudi Vs Meksiko (Grup C)
22.00 WIB: Kroasia Vs Belgia (Grup F)
22.00 WIB: Kanada Vs Maroko (Grup F)

Jumat, 2 Desember 2022
02.00 WIB: Jepang Vs Spanyol (Grup E)
02.00 WIB: Kosta Rika Vs Jerman (Grup E)
22.00 WIB: Korea Selatan Vs Portugal (Grup H)
22.00 WIB: Ghana Vs Uruguay (Grup H)

Sabtu, 3 Desember 2022
02.00 WIB: Serbia Vs Swiss (Grup G)
02.00 WIB: Kamerun Vs Brasil (Grup G)
22.00 WIB: Juara Grup A vs Runner up Grup B (16 besar)

Minggu, 4 Desember 2022
02.00 WIB: Juara Grup C Vs Runner up Grup D (16 besar)
22.00 WIB: Juara Grup D vs Runner up Grup C (16 besar)

Senin, 5 Desember 2022
02.00 WIB: Juara Grup B vs Runner up Grup A (16 besar)
22.00 WIB: Juara Grup E vs Runner up Grup F (16 besar)

Selasa, 6 Desember 2022
02.00 WIB: Juara Grup G vs Runner up Grup H (16 besar)
22.00 WIB: Juara Grup F vs Runner up Grup E (16 besar)

Rabu, 7 Desember 2022
02.00 WIB: Juara Grup H vs Runner up Grup G (16 besar)

Jumat, 9 Desember 2022
22.00 WIB: Perempat Final 1

Sabtu, 10 Desember 2022
02.00 WIB: Perempat Final 2
22.00 WIB: Perempat Final 3

Minggu, 11 Desember 2022
02.00 WIB: Perempat Final 4

Rabu, 14 Desember 2022
02.00 WIB: Semifinal 1

Kamis, 15 Desember 2022
02.00 WIB: Semifinal 2

Sabtu, 17 Desember 2022
22.00 WIB: Perebutan Tempat Ketiga

Minggu, 18 Desember 2022
22.00 WIB: FINAL

Laga Final Piala Dunia 2022 akan digelar di Stadion Lusail, Doha, Minggu (18/12/2022).

Simak selengkapnya pada video di atas. (*)

#beritaterbaru #beritaterkini #beritaviral


Intip Tren Inovasi Jam Tangan Bioresin Pertama di Indonesia!

Bandung

Jam tangan tak hanya punya fungsi untuk melihat waktu. Tapi, jam tangan juga jadi pelengkap outfit. Maka tak heran kalau jam tangan harus punya desain yang unik agar punya fungsi sebagai aksesoris yang catchy.

Dari sebuah rumah di gang kecil Jalan Kaum, Jalan Cipaganti, Pasteur, Kota Bandung, tercipta ratusan jam tangan dengan desain yang kece dan menjadi salah satu pelopor jam tangan kayu.

Ialah Pala Nusantara. Merek ini terkenal akan jam tangan kayu dan strap kulit karena setiap serinya mengandung cerita satwa nusantara. Filosofi namanya diambil dari buah pala asal Maluku.



Dulu buah pala jadi bahan baku yang mendunia saat jaman kolonial. Sang empunya Pala Nusantara berharap merek ini pun mampu tembus pasar global dan jadi buruan banyak orang.

Pala Nusantara semakin dikenal publik setelah terpilih untuk menjadi souvenir pertemuan 2022 G20 Bali summit. Brand dari Bandung ini memproduksi 55 jam tangan dengan kayu sonokeling, spesial untuk event tersebut.

Jam tangan Pala Nusantara.Jam tangan souvenir G20, lengkap dengan tanda tangan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Sandiaga Uno. (Foto: Anindyadevi Aurellia)

Nah, sudah tenar dengan jam tangan kayunya, kini Pala Nusantara mengusung konsep yang tak biasa. Menyambut tahun baru, lahir sebuah jam tangan yang tak meninggalkan ciri khasnya, namun tampil dengan terobosan baru.

“Gue melihat tahun depan sampai lima tahun ke depan itu trendnya sustainability design, atau Sustainable Development Goals (SDG). Kita mencoba menerapkan sebagai market leader yang membawa sustainability material ramah lingkungan dan eco friendly,” cerita Ilham Pinastiko, Owner Pala Nusantara.

DetikJabar berkesempatan melihat langsung produk terbarunya yakni Pala Ubur-ubur. Produk inilah yang sedang dibangga-banggakan Pala Nusantara. Mulai dari bahan, proses pembuatan, dan desainnya, Pala Ubur-ubur terbentuk melalui proses yang panjang. Jerih payahnya terbayar dengan hasil produk yang diyakini akan happening sampai beberapa tahun ke depan.

Uniknya, Pala Ubur-ubur ini tak terbuat dari kayu dan kulit seperti produknya yang lain. Namun, terbuat dari bioresin! Bahan ramah lingkungan ini pertama kali masuk ke Indonesia dan disulap menjadi sebuah jam tangan.

“Pala Ubur-ubur ini mengusung tema streetwear, jadi segmentasinya ke anak muda. Kami sebagai industri kreatif berusaha merespon tren yang sedang gencar terhadap isu lingkungan,” jelas pria kelahiran 1986 ini.

“Jadi kami buat jam tangan dari bioresin. Ini terobosan pertama di Indonesia. Bioresin terbuat dari getah kedelai, jadi ramah lingkungan,” tambah lulusan Magister Desain Produk Institut Teknologi Bandung (Despro ITB) itu.

Bioresin dan produk pewarna makanan menjadi bahan utama jam, dirancang sedemikian rupa untuk meniru rupa ubur-ubur di ekosistemnya. Pala Nusantara tak mau main-main dengan produknya. Bagian strap jam pun dibuat dari inovasi sendiri. Strap jam bisa diatur ukurannya, terbuat dari kain tencel yang merupakan katun premium.

Jam tangan Pala Nusantara.Pala Ubur-ubur, jam tangan kece yang ramah lingkungan. Foto: Anindyadevi Aurellia

“Strapnya kita buat dari tencel, ini katun premium dan baru Pala Nusantara yang punya inovasi strap jam tangan ini. Ramah di kulit, artinya nyaman untuk dipakai,” jelas Ilham.

Tencel berasal dari serat pohon (pulp) sehingga kain yang dihasilkan alami dari tumbuhan. Tencel biasa disebut katun organik atau katun premium yang dikenal sejuk, lembut, kuat, dan aman untuk kulit yang sensitif.

Soal desain, jam yang memperlihatkan rangka mesin masih jadi tren hingga kini. Belum lagi dengan perpaduan warna biru, titik merah, dan putih yang tidak pekat. Ciri khas Pala Nusantara juga tidak hilang. Ada titik merah pada pengatur jarum jamnya, kemudian kayu bertulis ‘Ubur-ubur’ pada bagian belakangnya.

Detikers tertarik jadi orang pertama yang menjajal inovasi jam tangan trendy ini? Dengan harga Rp 699.000 kamu bisa menggunakan jam tangan yang menggabungkan teknologi dengan kisah satwa Nusantara. Keren, ya!

(aau/iqk)

Memaksimalkan Peran PTPN Group Dalam Industri Kelapa Sawit Indonesia 

Prospek bisnis minyak kelapa sawit di Indonesia masih akan tetap positif dalam jangka panjang, meskipun dihantam sejumlah isu negatif akibat persaingan dagang di pasar global. Bahkan, konflik geopolitik dapat mempercepat substitusi minyak nabati lain menjadi crude palm oil (CPO) dan produk turunannya, seperti yang terjadi saat perang Ukraina vs Rusia. 

Sawit merupakan komoditas penghasil minyak nabati yang paling efisien. Produktivitas kelapa sawit rata-rata mencapai 3,3 ton per hektare (ha) per tahun.

Sedangkan, tumbuhan penghasil minyak nabati lainnya, seperti rapeseed hanya mampu memproduksi 0,7 ton minyak nabati per hektare per tahun, bunga matahari 0,7 ton per hektare per tahun, kedelai 0,4 ton per hektare per tahun, dan kelapa 0,7 ton per hektare per tahun.  

Angka ini menunjukkan bahwa, produktivitas kelapa sawit lima hingga delapan kali lipat lebih besar dibandingkan  tanaman penghasil minyak nabati lainnya.

Selama tidak terjadi peningkatan produktivitas secara drastis dari tanaman lain, ataupun penurunan drastis dari kelapa sawit, maka harga minyak sawit, tetap jauh lebih ekonomis dibandingkan  minyak nabati lain di pasar global. 

Semua data ini, sudah cukup menjadi alasan kuat bagi Indonesia untuk terus mempertahankan posisinya, sebagai penghasil sawit terbesar di dunia.

Produktivitas lahan dan pabrik minyak sawit harus terus menerus ditingkatkan. Hilirisasi produk sawit dikembangkan, sehingga ekspor sawit tidak hanya dalam bentuk minyak sawit mentah (CPO), tetapi juga dalam bentuk produk-produk turunannya yang memiliki nilai tambah lebih besar.

Pemerintah harus mengupayakan agar investor domestik maupun asing mau membangun pabrik produk-produk sawit di Indonesia, seperti coklat, kosmetik, dan sebagainya dari pada hanya mengimpor CPO dan minyak goreng. Dengan begitu, nilai tambah minyak sawit bagi perekonomian semakin dinikmati masyarakat.  

Jika kita melihat data, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) memprediksi produksi minyak sawit tahun ini akan meningkat sebesar 8 % hingga 10%  jika dibandingkan dengan produksi tahun 2021. Tahun lalu, produksi minyak sawit mencapai 51,30 juta ton. Dari jumlah itu, sebanyak 46,88 juta ton dalam bentuk CPO dan 4,41 juta ton minyak inti sawit mentah (crude palm kernel oil/ CPKO). 

Dari total produksi tahun 2021, sebanyak 18,42 juta ton di pasarkan di dalam negeri, sedangkan sebagian besar atau 34,23 juta ton diekspor ke sejumlah negara. 

Sementara itu, total konsumsi minyak nabati dunia, seperti dilansir statistika.com, mencapai 207,93 juta metrik ton per tahun. Minyak sawit mengisi 36,3% pangsa pasar minyak nabati dunia, sedangkan sisanya dikuasai oleh delapan tumbuhan penghasil miyak nabati lainnya.  

Data ini menjadi tambahan bukti, bahwa peluang bagi perusahan sawit Indonesia untuk mengisi pasar ekspor masih sangat besar. Tidak hanya menyasar pasar ekspor, perusahaan di dalam negeri juga masih berpeluang besar untuk mengelola produk hilir dari minyak sawit. 

Rentan Gejolak Harga

Sejalan dengan besarnya potensi ini, minyak kelapa sawit yang menjadi bahan baku salah satu dari Sembilan Bahan Pokok di Indonesia, sangat rentan terjadi gejolak harga. Masalah tidak hanya terjadi ketika harga internasional anjlok karena perusahaan dan petani akan langsung merugi.  

Persoalan juga ada ketika harga naik karena akan mengancam bisnis makanan dan kebutuhan rumah tangga karena harga minyak goreng di dalam negeri akan ikut meroket. Apa yang dapat dilakukan  pemerintah untuk mengendalikan harga ini, di tengah produksi minyak sawit sudah dikuasai oleh perusahaan swasta? 

Yang perlu dilakukan adalah menunjuk satu perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang dapat menjadi menjadi perpanjangan tangan Pemerintah untuk mengatur perdagangan internasional dan menjadi koordinator pelaku industri sawit. 

Sehingga, Indonesia dapat menjadi pelaku utama perdagangan dan penentu harga sawit internasional dan dapat mengendalikan harga minyak goreng di dalam negeri.  BUMN dalam hal ini Palm Co yang sedang dalam proses pembentukan organisasi di internal PTPN Group, dapat mengambil peran itu karena potensinya ada. 

Caranya, dengan meningkatkan produktivitas lahan kebun dan pabrik Palm Co sendiri, meningkatkan produksi produk hilir, serta berperan dalam meningkatkan produktivitas lahan petani rakyat dengan bermitra dengan perusahaan atau petani plasma, maupun petani swadaya atau mandiri. 

Seperti diketahui, holding BUMN Perkebunan, yaitu PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III sedang membentuk sub holding Palm Co yang khusus mengelola lahan perkebunan dan pabrik kelapa sawit milik PTPN Group. Sub holding Palm Co ditargetkan sudah terbentuk pada akhir tahun 2022.  

Dengan menjadi sub holding dan mengelola satu komoditas tersendiri, maka peran PTPN Group melalui Palm Co dalam industri kelapa sawit akan semakin besar. Saat ini, data Statistik Perkebunan Unggulan Nasional 2020-2022, Kementerian Pertanian Republik Indonesia, menunjukkan PTPN Group perkebunan sawit yang nantinya menjadi Palm Co hanya akan menguasai kurang dari 5% lahan sawit dan kurang dari 10% produksi CPO.     

Sementara itu, dengan adanya revitalisasi perkebunan dan pabrik kelapa sawit (PKS) PTPN Group, melalui Palm Co, maka produksi CPO dari Indonesia akan meningkat tajam dari saat ini di masa mendatang, sehingga Indonesia menjadi produsen minyak nabati yang semakin diperhitungkan dunia.  

Berdasarkan data Kementerian Pertanian Amerika Serikat, tahun 2022, Indonesia akan menjadi pemasok CPO terbesar dunia. Produksi Indonesia diperkirakan  mencapai 46,5 juta metrik ton (MT), jauh mengalahkan Malaysia yang diprediksi hanya menghasilkan 19,8 juta MT CPO.

Di peringkat ketiga ada Thailand dengan volume produksi 3,26 juta MT, disusul Kolombia 1,83 juta MT, Nigeria 1,4 juta MT, Guatemala 910 ribu MT, Papua Nugini  650 ribu MT, Honduras 600 ribu MT, Côte D’ivoire 600 ribu MT, serta Brasil sebanyak  570 ribu MT di urutan ke-10. 

Sementara itu, 10 negara lain yang masuk 20 besar produsen CPO tahun ini, secara berurut dari peringkat ke-11 hingga ke-20, meliputi Ekuador, Kamerun, Kongo, Ghana, India, Kosta Rika, Meksiko, Peru, Filipina, dan Sierra Leone. 

Selain menjadi pendongkrak produksi, Palm Co dapat menjadi perpanjangan tangan Pemerintah untuk melakukan berbagai kebijakan yang berkaitan dengan peningkatan produktivitas dan kesejahteraan petani. Berbagai subsidi dan insentif kepada petani, secara langsung dapat disalurkan melalui kemitraan Palm Co dengan para petani swadaya. 

Penyediaan minyak goreng dengan harga terjangkau rumah tangga kurang mampu juga dapat dilakukan melalui mekanisme subsidi. Namun, tugas ini tidak dilakukan oleh Palm Co, tetapi oleh pemerintah dalam hal ini Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS). 

Selain CPO, Palm Co dapat juga mengolah kelapa sawit menjadi produk turunan lainnya. Palm Co juga memasarkan CPO maupun hasil-hasil kelapa sawit lainnya. Dengan demikian, Palm Co akan menciptakan efisiensi karena beberapa kegiatan usaha dilakukan di dalam satu perusahaan.  

Jika dikelola sesuai dengan strategi yang telah diterapkan, Palm Co akan menambah kekuatan Indonesia sebagai penghasil terbesar minyak sawit dunia. Sedangkan, dari sisi korporasi, Palm Co akan membawa PTPN Group menjadi perusahaan yang efisien, menguntungkan dan memberikan manfaat lebih besar bagi perekonomian nasional  

*) Ekonom/Dosen FEB Universitas Indonesia

Editor : Imam Suhartadi ([email protected])


5 Tumbuhan Langka di Indonesia, Miliki Kayu Terkuat Hingga Bunga Terindah

VIVA Digital – Indonesia merupakan negara yang dikaruniai kekayaan flora. Dengan dukungan iklim tropis, berbagai tumbuhan mudah tumbuh di negeri ini. Sayanganya tidak semua tumbuhan dapat lestari, karena beberapa diantaranya telah masuk ke dalam deretan tanaman langka atau terancam punah.

Soal Keragaman flora, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) menyebutkan bahwa Indonesia berada di peringkat ke-2 di dunia setelah Brasil. Menakjubkan, bukan? Hampir semua tipe ekosistem ada di bumi Nusantara ini, mulai dari ekosistem sub-alpin di pegunungan, ekosistem pantai, ekosistem hutan tropis hingga ekosistem gumuk pasir.

Flora Garden, Macau.

Hutan tropis ini menjadi habitat dari sebagian besar populasi spesies dari 17 persen spesies flora fauna dunia yang ada di Indonesia. Lalu, tanaman apa saja yang merupakan bagian dari Tumbuhan langka di Indonesia? Simak ulasan VIVA kali ini sebagai berikut.

1. Tumbuhan Langka Kantong Semar

Kantong Semar di Raja Ampat

Kantong Semar di Raja Ampat

Namanya memang unik, selain dari nama yang unikternyata  bentuknya pun unik dengan tampilan mengantong dan mengembang di bagian kelopaknya. Oleh karenanya, banyak yang mengatakan tanaman ini mirip dengan tokoh pewayangan Semar dengan perut buncitnya. Lantaran itulah, tanaman ini diberi nama kantong semar.

Meski kondang sebagai Kantong Semar, tapi tanaman ini juga punya sejuta nama di berbagai belahan bumi Indonesia. Di Riau dan Kalimantan Barat disebut periuk monyet, di Jambi kantong beruk , di Bangka ketakung, serta sorok raja mantri untuk orang Jawa Barat.

Di dalam dunia ilmiah atau akademik, kantong semar dikenal dengan nama nepenthes yang artinya sebuah gelas anggur.

Kantong pada Kantong Semar bukan sembarang kantong dan pajangan belaka, melainkan punya kegunaan penting sebagai lubang untuk menangkap serangga. Keelokan perut buncit nepenthes seolah mampu menangkap lalat, semut, atau laron agar terjerumus ke dalam lubangnya.

Bunga Bangkai.

Bunga ini punya ciri khas yang berbeda dengan jenis bunga lainnya. Kalau bunga-bunga lain memiliki warna yang indah menarik mata dan berbau harum semerbak, bunga ini justru memancarkan aroma busuk seperti bau bangkai. Bunga ini juga tidak dapat dipetik karena posturnya yang besar dan merupakan bunga tertinggi di dunia.

Info menariknya, bunga ini tidak hanya terdiri dari satu spesies saja. Tercatat, ada sekitar 170 spesies Bunga Bangkai di dunia. Bunga ini juga menjadi tumbuhan khas dataran rendah yang tumbuh di daerah yang beriklim tropis dan subtropis.

Bunga Bangkai ditemukan di perbukitan Tapanuli Tengah.

Bunga Bangkai ditemukan di perbukitan Tapanuli Tengah.

Menurut situs Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, di Indonesia sendiri ada beberapa spesies bunga bangkai yang terkenal.

Diantaranya Bunga Bangkai Raksasa (Amorphophallus titanum), Bunga Bangkai Raksasa Sumatera (Amorphophallus gigas), Bunga Bangkai Jangkung (Amorphophallus decussilvae), Suweg (Amorphophallus campanulatus) dan Iles-iles (Amorphophallus oncophyllus).

Sedangkan di Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) dapat dijumpai Bunga Bangkai Jangkung. Bunga ini merupakan salah satu jenis flora baru yang ditemukan di gunung Ciremai.

3. Tumbuhan Langka Daun Payung

Kaktus Kipas Raksasa

Daun payung, daun Sang, atau Salo adalah sejenis palem yang mempunyai daun yang besar, lebar, dan relatif kuat. Biasanya tumbuh tunggal terdiri dari 20-30 daunan. Dinamai karena daunnya yang raksasa, berapa panjangnya?

Ternyata panjang daunnya bisa mencapai 2,5 meter loh! Warna daun raksasa ini hijau dengan tepi daun bergerigi. Tumbuhan langka Daun Payung banyak tumbuh di Pulau Sumatera dan memiliki sebaran terbatas dari Sumatera bagian utara hingga Riau.

Bahkan karena ukurannya yang super lebar, masyarakat sekitar kawasan Taman Nasional Bukit Tigapuluh memanfaatkan daun ini untuk atap dan dinding pondok.

4. Tumbuhan Langka Cendana

Cendana (chandan) bubuk

Pohon cendana menghasilkan kayu yang tergolong ke dalam kelompok kayu mewah dan memiliki kekhasannya. Ciri khas dari kayu cendana bisa menghasilkan minyak atsiri dengan aroma spesifik. Asal tahu saja, hampir seluruh batang dan akar pohon cendana dapat dimanfaatkan untuk bahan kerajinan furnitur, minyak, dan obat-obatan.

Tumbuhan ini kebanyakan hidup di daerah cendana Nusa Tenggara Timur. Keunggulan kayu dari Pohon Cendana adalah kadar minyak dan produksi kayu teras yang lebih tinggi dan dianggap terbaik di dunia. Dengan beberapa keunggulannya, Cendana memiliki nilai jual yang tinggi. Karena nilai ekonominya yang cukup tinggi, Cendana pernah menjadi komoditas primadona di negeri ini.

Anggrek Hitam

Anggrek Hitam

Photo :

  • http://www.candiorchid.com

Dinamakan Anggrek Hitam karena kelopak bunganya berwarna hitam dan mengeluarkan bau semerbak yang wangi. Anggrek Hitam mengalami ancaman kepunahan. Sehingga berdasarkan PP No. 7 TH 1999, Anggrek Hitam menjadi salah satu tanaman yang dilindungi di Indonesia.

Kurang lebih sekitar 200 spesiesnya tersebar dari Asia sampai kepulauan Pasific. Wilayah penyebarannya mulai dari Himalaya, Kalimantan, dan Sumatera.Beruntung, Kebun Raya Bogor telah berhasil membudidaya Anggrek Hitam. Koleksi Anggrek Hitam yang dikonservasi Kebun Raya Bogor berasal dari Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Sumatera Utara, dan Riau.