Tag: Jawabannya

Apa Jadinya Kehidupan Tanpa Bakteri? Ahli Berikan Jawabannya

Jakarta, CNN Indonesia

Bakteri ternyata punya dampak signifikan dalam kehidupan manusia. Tanpanya, kehidupan di Bumi akan musnah.

Sepintas, bakteri kerap mendapat predikat buruk lantaran dituding menjadi penyebab dari berbagai penyakit. Tanpa bakteri, manusia pun bakal senang selama beberapa saat karena hilangnya bakteri berarti hilangnya penyakit seperti Ebola, Malaria, Flu, dll.

Namun hal tersebut tidak akan berlangsung lama. Sebaliknya, kehidupan tanpa bakteri bakal berlangsung lebih buruk.

Jika mereka hilang, dampaknya pun bakal dahsyat untuk kehidupan manusia. Melansir IFL Science, salah satu yang bakal terancam adalah pasokan pangan.

Pasalnya, bakteri mengonversi nitrogen menjadi amonia, yang dibutuhkan bagi tumbuhan untuk berfotosintesis. Tanpa itu, manusia membutuhkan penyubur buatan agar proses fotosintesis tetap bisa berlangsung.

Jika tidak, kebanyakan fotosintesis di level global akan berakhir dalam kurun waktu satu tahun. Hewan-hewan pemakan tumbuhan seperti sapi pun bakal terancam dan pada akhirnya berdampak kepada stok makanan manusia.

Dampak lain yang bakal muncul adalah melimpahnya biomassa pada level molekuler. Hal itu bakal membuat penampungan sampah biogeokimiawi besar yang tidak mampu diubah oleh entitas biologis manapun.

Lebih lanjut, tingkat karbondioksida di atmosfer juga akan meningkat drastis. Hal itu disebabkan pelepasan karbondioksida lewat pernapasan manusia dan hewan, di saat tanaman tidak bisa mengubahnya menjadi oksigen karena telah mati.

“Pemusnahan kebanyakan manusia dan kehidupan nonmikroskopis di planet ini akan mengikuti kelaparan dalam waktu yang lama, penyakit, perang sipil, anarki dan sesak nafas di level global,” tulis para ahli.

Terlepas dari hal tersebut, para ahli menolak kemungkinan musnahnya manusia jika bakteri tidak ada. Menurut mereka, manusia bisa bertahan walau kualitas kehidupan sangat buruk.

Para ahli telah mempublikasikan hasil penelitiannya di jurnal Plos Biology. Mereka menulis “Manusia bisa hidup tanpa mikroba dan baik-baik saja, untuk beberapa hari. Meskipun kualitas kehidupan di planet ini akan menjadi sangat buruk, beberapa jenis kehidupan bakal bertahan”

“Bukankah kita masih bisa makan dan mencerna makanan? Ya. Apakah hidup akan musnah jika bakteri dan arkaea absen atau di dunia tanpa mikroba? Tidak segera, tidak semua jenis kehidupan, dan tidak dalam waktu yang lama,” katanya.

[Gambas:Video CNN]

(lom/lth)





Fakta Unik! Ternyata Kacang Tanah Bukanlah Jenis Tumbuhan Kacang, Kenapa? Ini Jawabannya

JURNAL SOREANG – Tentu diantara kita, ada yang menyukai atau mengonsumsi makanan dari kacang-kacangan.

Seperti halnya kacang ijo (hijau) yang kerap dibikin bubur kacang atau tahu tempe yang dibuat dari kacang kedelai, dan lain-lain.

Namun, ada satu nama kacang yang sebenarnya tidak termasuk ke dalam jenis kacang-kacangan.

Baca Juga: Fakta Unik: Rahasia Dibalik Gambar dan Simbol K yang Terdapat di Kartu Remi

Apakah itu? 

Ya, dia adalah kacang tanah yang ternyata tidak termasuk kedalam jenis kacang-kacangan.

Lantas kenapa demikian?, sementara ini kita menyebutnya dengan sebutan kacang tanah.

Baca Juga: Tahun Baru Hoki! Ini 14 Weton yang Dihantam rezeki Besar di Bulan Januari 2023, Cek Wetonmu Masuk Daftar?

Menurut keilmuan, sebab-musabab kacang tanah tidak termasuk kedalam kategori tumbuhan jenis kacang-kacangan adalah sebagai berikut.


Apakah Air di Bumi Bisa Habis? Ini Jawabannya

Jakarta

Keberadaan air membawa pengaruh besar bagi kehidupan makhluk di Bumi, baik itu hewan, manusia, maupun tumbuhan. Air digunakan secara terus-menerus dan tanpa henti.

Bahkan, manusia menggunakan air untuk banyak aktivitas, seperti makan, minum, mandi, memasak, dan lain-lainnya. Terlebih jumlah manusia kian meningkat seiring berjalannya waktu.

Walau begitu, air di Bumi tidak pernah abis. Padahal, air telah digunakan sejak ribuan tahun oleh seluruh makhluk di Bumi.

Apakah Air di Bumi Bisa Habis?

Faktanya, air di Bumi tidak akan pernah habis. Sebab, Bumi mengandung banyak senyawa H2O di lautan, danau, sungai, atmosfer, bahkan di area bebatuan bagian dalam Bumi, seperti dikutip dari Aqua Bliss pada Jumat (25/11/2022).

Tiga perempat dunia terdiri dari lautan. Belum lagi ada gunung gletser, es di kutub, dan lain sebagainya. Jadi, sebetulnya air atau H2O berlimpah banyak di Bumi dan tidak akan habis.

Tidak Semua Air Dapat Digunakan

Meski demikian, manusia bisa kehabisan air yang layak digunakan hingga mengalami penurunan cadangan air.

Hal ini disebabkan tidak semua air dapat digunakan dan masing-masing negara mengatur ketersediaan air dengan cara yang berbeda.

Menurut Cosmos Magazine, perubahan iklim juga memiliki dampak pada jumlah air yang bisa digunakan serta proses pembersihannya.

Sebagai contoh, di Australia pasokan airnya bergantung pada hujan. Tetapi, perubahan iklim dan cuaca ekstrem mengubah segalanya. Itu berarti, mereka akan lebih sulit mengandalkan sumber air yang diperoleh dari hujan.

Namun, mereka bisa saja menggunakan berbagai metode lain untuk mendapat pasokan air. Sebagai contoh, daur ulang air dan pabrik desalinasi.

Banyak Wilayah yang Masih Kekurangan Air

Walaupun jumlah air di Bumi tidak akan habis, masih banyak wilayah yang kekurangan air. Lebih tepatnya, jutaan manusia kekurangan air bersih, biasanya ini disebabkan beberapa daerah tidak memiliki infrastruktur untuk mendapatkan pasokan air yang berkelanjutan.

Kekurangan air dapat mempengaruhi kelangsungan hidup sekaligus mengkhawatirkan bagi manusia di dunia yang kian bertambah.

Simak Video “Warga Dompu Berebut Air Bersih, Sudah 2 Pekan Langka!
[Gambas:Video 20detik]
(aeb/faz)