The Wander Plant: Kenali Kepribadianmu Melalui Tumbuhan Indonesia Galamedia News

Informasi Tentang Universitas Di Indonesia Dan Seluruh Dunia
The Wander Plant: Kenali Kepribadianmu Melalui Tumbuhan Indonesia Galamedia News
Tanaman yang Dapat Dijadikan sebagai Indikator Pencemaran Air Adalah Hidrofit, Kenali Cirinya Liputan6.com
Setelah mengetahui fungsi batang pada tumbuhan, maka ada beberapa jenis batang berdasarkan lokasinya terhadap tanah diantaranya:
1. Batang bawah tanah
Batang ini tetap berada di permukaan tanah, dan menghasilkan pucuk udara yang menjulang di atas tanah. Akar dari tumbuhan ini akan hadir secara dangkal, untuk penyimpanan makanan dan perennasi. Batang ini juga mampu perbanyakan vegetatif.
Batang bawah tanah terbagi lagi menjadi beberapa jenis sebagai berikut:
– Rimpang adalah batang bawah tanah yang menebal yang memiliki simpul dan ruas yang berbeda dan daun bersisik di simpul.
– Batang sebenarnya yang direduksi menjadi struktur seperti cakram, di mana simpul memiliki sisik berdaging.
– Corm adalah batang bawah tanah tanaman yang pendek, vertikal, dan bengkak yang berfungsi sebagai organ penyimpanan makanan untuk memungkinkan tanaman bertahan hidup dalam kondisi buruk.
2. Batang subaerial
Batang ini sejajar dengan tanah dan mengeluarkan akar pada interval atau simpul tertentu. Batang subaerial dibagi lagi menjadi beberapa jenis berikut:
– Pelari di mana akan tumbuh sejajar dengan tanah dan memiliki batang yang merambat dengan ruas yang panjang. Di permukaan bawah, simpul akan mengeluarkan akar adventif secara berkala.
– Offset adalah jenis batang yang lebih pendek dan lebih tebal, dari pelari dan sering terlihat pada tumbuhan air.
– Stolon mirip dengan pelari, akan tetapi muncul dari bagian bawah sumbu utama.
– Pengisap adalah jenis batang yang mirip dengan stolon, akan tetapi tumbuh miring ke atas dan memunculkan tanaman baru.
3. Batang udara
Batang ini ditemukan di atas tanah dan melakukan berbagai fungsi, serta beberapa jenis berikut:
– Duri di mana modifikasi batang ini, tampak seperti pertumbuhan yang keras, berkayu, dan tajam yang melindungi tanaman.
– Sulur adalah jenis batang yang ramping, serta memiliki untaian melilit yang memungkinkan tanaman mencari dukungan saat memanjat di permukaan lain.
– Phylloclade adalah jenis batang yang berwarna hijau, pipih atau silindris yang menyerupai daun. Phyloclade mampu melakukan fotosintesis dan kita dapat menemukannya di xerophytes atau tanaman lain yang memiliki sedikit atau tanpa daun.
– Cladode adalah modifikasi dari phylloclade yang berisi satu atau lebih ruas.
– Bulbil adalah jenis batang yang memiliki tunas ketiak, kemudian dimodifikasi menjadi berdaging dan membulat karena penyimpanan makanan.
Harianjogja.com, JOGJA-Seiring meningkatnya musim penghujan di DIY, potensi terjadinya longsor turut meningkat. Seperti yang terjadi di Gunungkidul belakangan ini.
Sejumlah titik mengalami longsor. Selain kawasan Bukit Bintang Patuk, longsor juga terjadi di kawasan Karangmojo. Tidak hanya longsor, banjir juga menerjang sejumlah wilayah di Bumi Handayani.
Hujan lebat pada awal musim dapat menimbulkan longsor. Melalui tanah yang merekah ini, air akan masuk dan terakumulasi di bagian dasar lereng, sehingga menimbulkan gerakan lateral.
Baca juga: Ada 6.214 kasus HIV di DIY, Ini Golongan Umur yang Paling Mendominasi
Bila ada pepohonan di permukaannya, tanah longsor dapat dicegah karena air akan diserap oleh tumbuhan, karena sifat akar tumbuhan yang mengikat tanah.
Dikutip dari bpbd.jogjaprov.go.id berikut ini ciri-ciri daerah rawan longsor:
1. Daerah bukit, lereng dan pegunungan dengan kelerengan lebih dari 20 derajat.
2. Kondisi lapisan tanah tebal diatas lereng.
3. Sistem tata air dan tata guna lahan yang buruk.
4. Lereng terbuka atau gundul akibat penebangan pohon secara brutal.
5. Adanya retakan pada bagian atas tebing.
6. Terdapat mata air atau rembesan air pada tebing yang disertai dengan longsoran kecil.
7. Pembebanan yang berlebihan pada lereng seperti adanya bangunan rumah atau sarana lainnya.
PROMOTED:
Kisah Dua Brand Kecantikan Lokal Raup Untung dari Tokopedia: Duvaderm dan Guele
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Kloning pada tumbuhan tentunya berbeda dengan kloning pada hewan. Berikut penjelasannya:
Cutting atau Pemotongan
Kloning pada hewan salah satunya dilakukan dengan teknik cutting. Contohnya tanaman singkong. Pada tanaman singkong, saat kamu memotong batangnya lalu menancapkan batang tersebut ke tanah, ia akan tumbuh kembali. Berasal dari organisme yang sama, maka genetiknya juga sama. Hal ini disebut juga dengan stek. Jadi, pada contoh tumbuhan ini kloning adalah stek.
Penerapan cutting sebagai kloning adalah dengan memotong batang tanaman, kemudian tanam batang tersebut ke dalam tanah. Setelah itu beri pukuk dan air, sehingga individu baru akan menumbuhkan akar dan daun.
Kultur Jaringan
Jenis kloning pada tumbuhan berikutnya adalah dengan kultur jaringan. Kamu bisa mengenalnya dengan mengambil daun dari suatu tanaman, kemudian meletakkannya pada cawan petri. Cawan petri merupakan sebuah wadah yang bentuknya bundar dan terbuat dari plastik atau kaca yang digunakan untuk membiakkan sel. Daun yang diletakkan pada cawan petri tersebut nantinya akan tumbuh menjadi organisme baru.
Penerapan kultur jaringan sebagai kloning adalah dengan mengambil bagian kecil dari tanaman, misalnya dari daun. Kemudian lakukan kultivasi dengan meletakkanya pada cawan petri atau tabung reaksi. Setelah itu, tumbuhkan planlet atau inkubasi. Setelah berkecambah, pindahkan pada media baru yang lebih luas menggunakan tanah.
Kloning pada tumbuhan dapat dilakukan karena sifatnya yang disebut dengan totipotensi, yaitu kemampuan sel dewasa yang bisa berdiferensiasi atau pendewasaan ulang menjadi sel apapun.