Tag: KKP

KKP | Kementerian Kelautan dan Perikanan

SIARAN PERS

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

NOMOR: SP.789/SJ.5/XII/2022

 

JAKARTA, (22/12) – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berkomitmen menjaga pangsa pasar ekspor ke Australia dengan minimalisasi hambatan teknis ekspor.

 

Negeri Kangguru menjadi salah satu negara prioritas ekspor Indonesia untuk ikan dan produk perikanan terutama ikan jenis Scombridae seperti tuna, kakap dan mackerel, cephalopoda, udang, rumput laut, dan banyak komoditas lainnya termasuk ikan hias.

 

Ikan hias air tawar dan laut dari Indonesia juga dapat ditemukan di pasar Australia, seperti tetra, goldfish dan corydoras.

 

“Oleh karena itu, KKP membuka secara luas skema kerja sama dengan otoritas kompeten terkait di Australia,” kata Sekretaris Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM), Hari Maryadi saat menghadiri rapat koordinasi dengan duta besar RI untuk Australia di Jakarta, Selasa (20/12/2022).

 

Pada rapat koordinasi yang juga dihadiri oleh perwakilan dari Kemenlu dan Kemendag tersebut, Hari menyebut hubungan kerja sama dengan Pemerintah Australia telah terjalin selama bertahun-tahun dan berjalan dengan baik. Hal ini ditunjukkan dengan penandatanganan MoU antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Australia tentang Kegiatan Kolaborasi Kesehatan Hewan, Ikan dan Tumbuhan dan Karantina pada tahun 2008. Kemudian di tahun 2012, BKIPM dan Biosecurity Australia melakukan surveilans dan inspeksi bersama yang berfokus pada manajemen kesehatan dan biosekuriti ikan. Saat itu delegasi Australia dipimpin oleh Doctor Yuko Hood.

 

Bukan hanya itu, Tim DAWR Australia melakukan Familiarization Visit ke tempat budidaya dan laboratorium di Lampung dan Jakarta untuk melihat pelaksanaan biosekuriti di mata rantai budidaya (impor indukan, hatchery, pembesaran, pengolahan, pengujan dan sertifikasi kesehatan untuk ekspor) pada tahun 2018.

 

“Tahun 2018, kedua negara berdampingan telah melakukan kerjasama saling menguntungkan melalui Indonesia – Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement atau IA CEPA,” ujar Hari.

 

Pada kesempatan ini, Hari menyebut setiap negara yang terlibat dalam perdagangan global harus memperhatikan implementasi fasilitasi perdagangan. Sanitari dan fitosanitari atau SPS measures tidak boleh menjadi hambatan perdagangan sebagaimana diatur dalam Perjanjian SPS WTO.

 

Menurutnya, Indonesia menyadari bahwa tren dunia dan keterbukaan untuk membentuk jaringan dan kerja sama dengan negara lain dalam menyelaraskan sistem jaminan kesehatan, mutu dan keamanan hasil perikanan bertujuan untuk meminimalkan hambatan teknis yang tidak perlu di bawah kerangka dan semangat fasilitasi perdagangan / trade facilitation. Sementara KKP melalui BKIPM juga sedang mengupayakan pengembangan sistem penjaminan mutu dan keamanan hasil perikanan serta jaringan internasional yang mendukung harmonisasi sistem dan menempatkan Indonesia setara dengan negara maju lainnya.

 

“Oleh karena itu, kami mencari  kesempatan dengan Pemerintah Australia untuk menjalin kerja sama yang saling menguntungkan. Tidak semata-mata tergantung pada fasilitasi perdagangan, tetapi juga sarana bagi kedua negara dalam transfer teknologi, pengetahuan, dan pengalaman,” tutur Hari.

 

Melalui pertemuan dengan  Department of Agriculture, Fisheries and Forestry (DAFF) Australia, Hari berharap inisiasi kerjasama antara Indonesia dan Australia dapat meningkatkan keyakinan dan kepercayaan konsumen bahwa ikan dan produk perikanan Indonesia memiliki kualitas yang baik dan aman konsumsi. Di samping itu, pertemuan ini juga diharapkan memperluas peluang dan akses pasar di Australia di masa depan.

 

“Hari ini merupakan momen yang sangat penting bagi BKIPM, bagi KKP dan juga Indonesia” katanya.

 

Sebagai informasi, dalam hal ekspor ikan dan produk perikanan Indonesia ke Australia, BKIPM sangat memperhatikan persyaratan Kesehatan, jaminan mutu dan keamanan pangan yang ditetapkan oleh Otoritas Kompeten Australia. Peluang pasar di Australia terbuka lebar untuk ikan produk perikanan Indonesia, khususnya ikan hias.

 

Kepala BKIPM, Pamuji Lestari juga mengungkapkan bahwa BKIPM berupaya menindaklanjuti kerja sama Indonesia – Australia dengan menginisiasi mutual recognition agreement (MRA).

 

“MRA akan membuka peluang Indonesia meningkatkan ekspor ikan hias dan ikan hidup konsumsi dengan adanya kegiatan joint pre-border surveillance dan twinning lab sehingga mempermudah akses masuk komoditas perikanan hidup ke Australia,” urai Tari.

 

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengintruksikan jajarannya untuk rutin melakukan pembinaan mulai dari hulu-hilir. Hal ini untuk menjamin mutu dan kualitas produk yang dihasilkan oleh pelaku usaha agar sesuai dengan persyaratan pasar dan kebutuhan konsumen.

 

HUMAS BKIPM

Targetkan Konsumsi Ikan 62 Kilogram Per Kapita pada 2022, Berikut Strategi KKP

TEMPO.CO, Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus mendorong peningkatkan konsumsi ikan. Salah satu strategi yang dijalankan, yakni dengan mengedukasi masyarakat akan pentingnya mengonsumsi ikan.

“Kami juga menginternalisasikan Gemarikan (gerakan memasyarakatkan makan ikan) melalui komunitas, bazar-bazar, juga kerja sama dengan dinas kelautan dan perikanan untuk kampanye bersama-sama. Kami juga membentuk forum peningkatan konsumsi ikan di pusat dan daerah,” ujar Direktur Pemasaran Ditjen Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan KKP, Erwin Dwiyana, dalam acara diskusi Road to Harkanas, Senin, 14 November 2022.

Baca: Kejar Target Produksi 2 Juta Ton Udang, KKP Kembangkan Induk Unggul Vaname

Erwin menyebut konsumsi ikan perlu terus didorong lantaran ikan memiliki kandungan gizi, seperti Omega 3 yang mendukung pertumbuhan. Ikan pun sudah disepakati pemerintah sebagai bahan pangan yang mengandung sumber protein yang penting untuk asupan gizi. Karena itu, lanjut Erwin, konsumsi ikan juga terus didorong untuk membantu menurukan privalensi stunting.

“Target konsumsi ikan kita tahun ini sudah dinaikkan dari 56 kilogram per kapita di tahun 2021 menjadi 62 kilogram per kapita tahun ini,” ujar Erwin.

Adapun momen yang menjadi pendorong pencapaian target tersebut, salah satunya adalah Hari Ikan Nasional (Harkanas) yang diperingati saban 21 November. Erwin mengatakan Harkanas ditujukan untuk meningkatkan konsumsi ikan dengan mengingatkan masyarakat dan pemerintah pusat maupun daerah, juga komunitas—mengenai pentingnya mengonsumsi ikan.

“Konsumsi ikan tidak hanya untuk kesehatan tapi juga menjadi investasi yang cukup untuk membangun atau menghasilkan generasi muda yang menjadi generasi emas di tahun 2045,” kata dia.

Agenda Harkanas tahun 2022 akan diperingati di Kabupaten Parigi Motong, Sulawesi Selatan pada puncaknya 21 November mendatang. Acara tersebut akan dimeriahkan dengan sejumlah kegiatan, seperti lomba memasak ikan. “Ini adalah perayaan pertama di luar DKI Jakarta,” ucap Erwin.  

 

Baca: 1.236 Nelayan Ikut Gerakan Nasional Bulan Cinta Laut, Trenggono: Demi Generasi Akan Datang

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini