Tag: panjang

6 Rahasia Panjang Umur Warga Okinawa Jepang, Ternyata Simpel

Jakarta, CNBC Indonesia – Jepang selalu memiliki banyak keunikan baik dari sisi kebudayaan dan tempat wisata. Lebih dari itu, Negeri Sakura adalah negara dengan jumlah centenarian (seseorang yang umurnya lebih dari 100 tahun) paling banyak di dunia. 

Mayoritas centenarian di Jepang berada di Pulau Okinawa, yang kerap dijuluki pulau umur panjang. Menariknya, lansia di Pulau Okinawa yang paling tua juga memiliki tingkat penyakit kanker, diabetes, dan kepikunan yang jauh lebih rendah bila dibandingkan dengan populasi lansia di tempat lainnya.

Lalu, apa rahasia hidup sehat dan panjang umur ala penduduk Okinawa?

1. Ikigai

Héctor García dan Francesc Miralles telah melakukan studi khusus untuk meneliti rahasia hidup sehat dan panjang umur orang Okinawa. Hasil studi itu mereka dokumentasikan dalam buku Ikigai: The Japanese Secret to a Long and Happy Life.

Buku tersebut mengungkap bagaimana setiap penduduk Okinawa, dan kebanyakan orang Jepang lainnya, memiliki ikigai masing-masing. Ikigai didefinisikan sebagai tujuan hidup yang membuat mereka bersemangat untuk bangun setiap pagi dan memulai hari.

Ikigai juga mengacu pada konsep kebahagiaan dan dalam aktivitas kecil sehari-hari daripada mencapai tujuan akhir yang menjanjikan kebahagiaan. Faktanya, ikigai menjadi alasan seseorang untuk hidup bahkan ketika mereka sedang tidak bahagia atau sengsara.

2. Dukungan sosial

Hal unik lain yang ditemukan di Okinawa adalah ikatan sosial yang erat antar penduduk. Sebagian besar penduduk bergabung dengan kelompok sosial informal di mana mereka secara rutin bertemu.

Kelompok sosial ini memberikan dukungan finansial dan emosional pada saat dibutuhkan sehingga anggota merasa aman karena mengetahui bahwa selalu ada seseorang yang akan membantu mereka.

Sejumlah studi menunjukkan bahwa interaksi sosial bisa menjauhkan seseorang dari risiko stress. 

3. Mengonsumsi makanan antioksidan

Warga Okinawa rajin mengonsumsi makanan kaya sayuran dan makanan antioksidan, jarang mengonsumsi gula, dan makan di piring kecil.

Tidak seperti kebanyakan negara Asia, makanan pokok di Okinawa bukanlah nasi, melainkan ubi yang kaya serat. Dalam sejarahnya, ubi pertama kali diperkenalkan kepada penduduk Okinawa melalui perdagangan dengan Belanda pada awal Abad ke-17.

Penduduk Okinawa juga memakan banyak sekali sayuran berwarna kuning dan hijau saban hari, seperti pare, dan berbagai produk olahan kedelai.

Meski mereka juga makan daging babi, ikan, dan daging lain, lauk-pauk dengan protein hewani biasanya hanya menjadi komponen kecil dari keseluruhan konsumsi mereka. Kebanyakan makanan mereka tetap berasal dari tumbuhan.

4. Berkebun 

Hampir semua centenarian di Okinawa memiliki kebun sendiri di pekarangan rumahnya. Berkebun adalah sumber aktivitas fisik harian yang melatih tubuh dengan berbagai gerakan dan membantu mengurangi stres. Kebun juga menjadi sumber sayuran segar yang mereka konsumsi setiap hari. 

5. Makan hanya sampai 80% kenyang

Kebanyakan dari mereka hanya makan sampai merasa 80% kenyang. Kebiasaan ini selaras dengan kebijaksanaan kuno yang menyarankan agar tidak makan berlebihan. 

6. Tetap aktif sampai tua

Jika berkunjung ke pulau indah ini, Anda tidak hanya akan melihat lansia yang berusia 90 tahun memanen buah, tetapi juga akan melihat mereka membajak ladang dan bersepeda.

Rumah-rumah di Okinawa hanya memiliki sedikit perabot. Penduduk di sini makan dan bersantai sambil duduk di atas tikar tatami yang digelar di lantai. Makan dan bersantai di atas tikar mendorong mereka untuk lebih sering naik-turun sehingga membangun kekuatan dan keseimbangan tubuh bagian bawah. 

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Simple Banget! Ini ‘Rahasia’ Panjang Umur Ratu Elizabeth II

(hsy/hsy)


Legislator: Reboisasi jangka panjang cegah banjir di Palangka Raya – ANTARA News Kalimantan Tengah

Palangka Raya (ANTARA) – Legislator Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah Beta Syailendra mengatakan, reboisasi di pinggiran bibir sungai salah satu jangka panjang untuk mencegah terjadinya bencana banjir yang sekarang melanda ribuan pemukiman warga di kota setempat saat ini.

“Reboisasi itu tidak hanya dilakukan di Kota Palangka Raya saja, melainkan kabupaten tetangga yang sungainya satu jalur dengan daerah kita harus melakukan hal yang serupa,” katanya saat dihubungi ANTARA di Palangka Raya, Jumat.

Dia menuturkan, reboisasi tersebut dilakukan nantinya untuk menyanggah air hujan yang turun dapat diserap oleh pepohonan dan tumbuhan yang berada di sekitar sungai.

Selama ini air hujan dengan intensitas lebat turun, sama sekali airnya tidak bisa diserap oleh pepohonan dan tumbuhan yang berada di pinggiran sungai. Alhasil air tersebut langsung turun ke sungai, sehingga sungai yang juga sudah dangkal tidak mampu menampung air hujan yang masuk ke sungai.

“Gerakan reboisasi di pinggir Sungai Kahayan tentunya harus digalakkan dan dinas terkait di provinsi serta daerah lain yang satu alur sungainya juga harus melakukan hal tersebut, agar banjir tidak terjadi di mana-mana,” ucapnya.

Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) Kota Palangka Raya itu menambahkan, serapan pepohonan yang berada di pinggir sungai tidak normal lagi lantaran kawasan setempat sudah mengalami alih fungsi.

Dengan alih fungsi tersebutlah resapan air hujan yang turun ke bumi tidak bisa diserap oleh pepohonan yang ada di wilayah setempat.

“Penyebab dangkalnya sungai diduga kuat lantaran adanya aktivitas penambangan liar di sungai, akibatnya terjadi pendangkalan sungai,” ungkapnya.

Ditambahkan Beta, untuk penanganan jangka pendek terkait banjir adalah percepat pendistribusian bantuan baik itu makanan siap saji, selimut tidur dan lain sebagainya bagi korban terdampak banjir.

Bahkan pemkot setempat harus turun langsung ke lapangan, sehingga melihat mana saja korban banjir yang jauh dari jangkauan juga dapat didistribusikan bantuan, karena mereka sangat memerlukan saat ini.

“Semoga saja tidak ada warga kita yang terdampak banjir tidak mendapatkan bantuan dari pemkot. Diharapkan kondisi seperti ini segera normal, sehingga masyarakat dapat menjalankan aktivitasnya seperti biasa,” demikian Beta Syailendra.

Dalam beberapa hari ini cuaca di Kota Palangka Raya cukup ekstrim, bahkan hampir setiap hari hujan turun dengan intensitas yang cukup lebat. Bahkan debit air terus mengalami kenaikan hingga ada beberapa rumah warga mengalami kerusakan.

Selanjutnya, untuk jumlah kepala keluarga yang terdampak banjir di Kota Palangka Raya ada sebanyak 2.388 kepala keluarga.