Tag: Perubahan

Perubahan Kimia: Pengertian, Ciri dan Contohnya

Jakarta

Perubahan kimia adalah perubahan zat yang dapat menghasilkan zat baru dengan sifat kimia yang berbeda dengan zat asalnya. Zat baru yang terbentuk dalam perubahan kimia disebabkan disebabkan adanya perubahan komposisi materi.

Perubahan tersebut dapat berupa penggabungan sejumlah zat atau pengurai suatu zat, sebagaimana dikutip dari buku Buku IPA Terpadu: Ilmu Pengetahuan Alam Kurikulum 2013 SMP Kelas VII oleh Rinawati.

Ciri-ciri Perubahan Kimia

Terdapat 4 macam perubahan kimia dikutip dari buku Rangkuman Lengkap Kimia; SMP / MTs kelas 7/8/9 oleh Tim Guru Indonesia dan repositori Kimia dari laman Kemdikbud, masing-masing dijelaskan sebagai berikut:

1. Perubahan Kimia yang Menghasilkan Perubahan Suhu

Proses perubahan suhu dibagi dua, yaitu:

a. Reaksi eksoterm, yakni reaksi kimia yang menghasilkan energi panas (kalor) sehingga meningkatkan suhu lingkungan. Contohnya: proses pembakaran petasan, pembuatan api unggun.

b. Reaksi endoterm, yaitu reaksi kimia yang memerlukan (menyerap) energi panas sehingga menimbulkan efek dingin pada lingkungan. Contoh: peristiwa fotosintesis, di
mana tumbuhan menyerap kalor dari matahari.

2. Perubahan Kimia yang Menghasilkan Warna

Terjadinya perbedaan warna antara sebelum dan sesudah reaksi pada zat-zat yang bereaksi juga menunjukkan adanya perubahan kimia.

Contoh: perubahan warna pada kertas lakmus. Kertas lakmus biru dicelupkan ke dalam larutan asam akan berubah menjadi merah, sedangkan kertas lakmus merah saat dicelupkan kedalam larutan basa akan berubah menjadi biru.

3. Perubahan Kimia yang Menghasilkan Gas

Terbentuknya gas pada proses reaksi adalah salah satu indikator perubahan kimia.

Contohnya: logam seng (Zn) yang direaksikan dengan larutan asam sulfat (H2SO4) akan terbentuk seng sulfat (ZnSO4) dan sejumlah gelembung-gelembung gas hidrogen.

4. Perubahan Kimia yang Dapat Menghasilkan Endapan

Produk dari zat-zat yang bereaksi jika terbentuk endapan maka termasuk perubahan kimia.

Contoh: perak nitrat (AgNO3) dicampur dengan natrium klorida (NaCl) menghasilkan natrium nitrat (NaNO3) dan endapan berwarna putih perak klorida (AgCl).

Contoh Perubahan Kimia dalam Kehidupan Sehari-hari

Berikut beberapa contoh perubahan kimia yang kita jumpai di keseharian hidup kita, seperti dikutip di buku IPA Terpadu SMP/MTs Kelas VII A oleh Agung Wijaya; Kimia SMP/MTs Kelas VII oleh Budi Suryantin; Seri Sains: Benda dan Sifatnya oleh Agus Riyadi; dan Top Pocket Master Book IPA SMP Kelas 7,8, & 9 oleh Winda Sutrisno:

1. Kertas yang dibakar menjadi abu. Setelah pemanasan berakhir, abu tidak akan berubah lagi menjadi kertas.

2. Pembusukan makanan yang tidak disimpan dengan baik.

3. Fermentasi pembuatan singkong dari tape dan beras ketan.

4. Penambangan emas dengan amalgamasi (melarutkan emas dengan raksa).

5. Elektrolisis yang menguraikan senyawa menjadi zat-zat penyusunnya, misalnya elektrolisis air yang menguraikan hidrogen dan oksigen.

6. Pembakaran bensin di dalam mobil dapat menghasilkan energi gerak sehingga mobil bisa berjalan.

7. Paku yang dibiarkan terlalu lama akan berubah berkarat. Hal ini disebabkan, udara lembab mengakibatkan besi (Fe) yang terkandung dalam paku akan bereaksi dengan oksigen dan berubah menjadi karat besi (Fe2O3).

8. Perubahan susu menjadi keju.

9. Luka yang diobati menggunakan alkohol terasa dingin dikulit. Ini disebabkan alkohol menyerap panas dikulit.

10. Gula pasir yang terbakar akan menghasilkan zat yang berwarna hitam dan berair. Zat yang berwarna hitam ini disebut dengan arang. Rasanya berubah menjadi pahit berbeda dengan rasa gula pasir yang manis.

11. Perubahan minyak goreng menjadi bau tengik. Minyak goreng mengandung asam lemak. Jika asam lemak ini bereaksi dengan oksigen, minyak goreng tersebut lama-kelamaan menjadi berbau tidak enak dan tidak baik untuk dikonsumsi.

Selamat belajar tentang perubahan kimia, detikers…

Simak Video “Fakta-fakta dari Ledakan Pabrik Kimia di Cilegon
[Gambas:Video 20detik]
(nwk/nwk)

Tumbuhan Beradaptasi dengan Perubahan Iklim Melalui Ingatan Epigenetik

Tumbuhan juga melakukan adaptasi perubahan iklim dengan cepat dan mewariskan adaptasi ini kepada keturunannya.

Unsplash/CC0 Public Domain

Tumbuhan juga melakukan adaptasi perubahan iklim dengan cepat dan mewariskan adaptasi ini kepada keturunannya.

 

Nationalgeographic.co.id – Saat ini banyak sekali permasalahan yang timbul akibat dari dampak perubahan iklim. Perubahan iklim mengacu pada perubahan suhu dan pola cuaca dalam jangka panjang. Pergeseran ini mungkin bersifat alami, tetapi sejak periode 1800-an, aktivitas manusia telah menjadi pendorong utama perubahan iklim.

Beradaptasi dengan perubahan iklim adalah melibatkan proses membuat perubahan kecil dalam kehidupan kita sehari-hari, untuk mengelola risiko yang ditimbulkan oleh perubahan iklim, dan memanfaatkan peluang potensial untuk menjadi lebih tangguh.

Adaptasi dengan perubahan iklim ini bukan hanya dilakukan oleh manusia saja, melainkan hewan dan tumbuhan juga melakukan beberapa hal untuk dapat bertahan dari perubahan iklim. Hewan dapat beradaptasi dengan cepat untuk dapat bertahan hidup dalam kondisi lingkungan yang buruk. Begitu pula dengan tanaman, para peneliti juga menemukan banyak bukti yang menunjukkan bahwa tanaman juga bisa melakukan hal itu.

Sebuah makalah baru yang diterbitkan dalam jurnal Trends in Plant Science pada 17 November berjudul “Deep inside the epigenetic memories of stressed plants,” telah merinci bagaimana tanaman beradaptasi dengan cepat terhadap dampak buruk perubahan iklim. Makalah tersebut juga menjelaskan bagaimana mereka mewariskan adaptasi ini kepada keturunannya.

“Suatu hari saya berpikir bagaimana gaya hidup dan pengalaman seseorang dapat memengaruhi gametnya yang mentransmisikan tanda-tanda molekuler dari kehidupan mereka kepada anak-anak mereka,” kata Federico Martinelli, seorang ahli genetika tanaman di University of Florence. “Segera saya berpikir bahwa lebih banyak tanda epigenetik harus ditransmisikan pada tumbuhan, karena tumbuhan adalah organisme sessile yang mengalami lebih banyak tekanan lingkungan daripada hewan selama hidup mereka.”

Tumbuhan menghadapi lebih banyak tekanan lingkungan daripada sebelumnya. Misalnya, perubahan iklim membuat musim dingin lebih pendek dan tidak terlalu parah di banyak lokasi, dan tumbuhan merespons kondisi ini.

Bukan hanya manusia dan hewan saja yang melakukan adaptasi perubahan iklim, tetapi tumbuhan juga.

Romolo Tavani/Shutterstock

Bukan hanya manusia dan hewan saja yang melakukan adaptasi perubahan iklim, tetapi tumbuhan juga.

“Banyak tanaman membutuhkan periode dingin minimum untuk mengatur jam lingkungan mereka untuk menentukan waktu berbunga mereka,” kata Martinelli. “Ketika musim dingin semakin pendek, tanaman telah beradaptasi dengan membutuhkan lebih sedikit periode dingin untuk menunda pembungaan. Mekanisme ini memungkinkan tanaman menghindari pembungaan pada periode di mana mereka memiliki lebih sedikit kesempatan untuk bereproduksi.”

 Baca Juga: Perubahan Iklim: Separuh Populasi Tumbuhan dan Satwa Punah Pada 2100

 Baca Juga: Anomali Pemahaman Evolusi Makhluk Hidup Kawasan Amerika Selatan

 Baca Juga: Dua per Lima Tanaman di Dunia Terancam Punah, Bahkan Sebelum Sempat Diberi Nama

Karena tumbuhan tidak memiliki jaringan saraf, maka ingatan mereka sepenuhnya didasarkan pada jaringan seluler, molekuler, dan biokimia. Jaringan ini membentuk apa yang oleh para peneliti disebut sebagai memori somatik. “Mekanisme ini memungkinkan tanaman mengenali terjadinya kondisi lingkungan sebelumnya dan bereaksi lebih cepat dengan adanya kondisi konsekuensial yang sama,” jelas Martinelli.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News





PROMOTED CONTENT


Video Pilihan


Source : Phys.org
Penulis : 1
Editor : Warsono