Tag: Pohon

Fakta Pohon Pisang Sebenarnya Bukan Pohon, Ini Alasannya!



Jakarta

Tahukah detikers bahwa faktanya, pohon pisang bukanlah sebuah pohon? Ternyata, pisang malah sejenis tanaman herba, sama seperti mint dan berkerabat jauh dengan jahe.

Padahal, siapa yang tak tahu bentuk pohon pisang? Pohon pisang bisa ditemukan di seluruh negara di Asia Tenggara sebagai wilayah asal tumbuhnya pisang, dikutip dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Yogyakarta.

Dari Asia Tenggara, ‘pohon’ pisang kemudian menyebar ke Afrika, tepatnya di Madagaskar hingga ke Amerika Selatan dan Tengah.

Alasan Pohon Pisang Bukan Pohon

Melansir laman Science ABC, tumbuhan dikelompokkan menjadi tiga jenis yaitu pohon, semak, dan herba.

Pohon adalah sebuah tanaman dengan batang kayu tebal yang penuh dengan lignin atau zat kayu. Sebuah batang pohon dapat terbagi menjadi banyak cabang berkayu. Beberapa pohon dapat tumbuh tinggi sampai membuat manusia merasa kecil jika berdiri di sampingnya.

Di sisi lain, semak memiliki struktur berkebalikan dari pohon. Semak tidak memiliki batang tunggal yang kokoh. Meskipun batangnya keras dan tebal, batang semak tidak berkayu karena kekurangan lignin.

Sementara itu, tanaman herba adalah tanaman yang halus, lembut, tidak memiliki substansi kayu, dan tak bisa tumbuh tahunan ataupun abadi.

Lantas, kenapa ‘pohon’ pisang tidak bisa disebut pohon?

1. Bukan Batang Kayu

Alasan utama mengapa pohon pisang bukan termasuk dalam jenis pohon terletak pada anatomi batangnya. Pada pohon pisang, bagian tubuh tanamannya bahkan tak bisa disebut batang.

Pohon memiliki batang yang keras dan keras lalu ditutupi dengan kulit kayu. Sementara itu, batang pisang relatif lunak karena kekurangan selulosa, hemiselulosa, dan lignin yang merupakan komponen agar batang bisa menjadi kayu.

Bagian tanaman pisang yang disebut batang adalah seikat selubung daun yang tertutup menjadi gulungan spiral melingkar yang rapat. Bagian ini akan tumbuh ke atas dan ketika dewasa menghasilkan bunga dan buah.

2. Akar dan Batang Semu

Perbedaan lain antara pohon pisang dan pohon lainnya adalah terkait akar. Tanaman pisang memiliki umbi yang merupakan akar khusus yang tumbuh di bawah tanah dan membentuk batang semu.

Meski bukan tergabung dalam jenis pohon, tanaman pisang adalah salah satu tanaman herba terbesar yang ada di bumi.

Anatomi tanaman pisang yang membuatnya termasuk dalam jenis herbal adalah bagian batangnya yang rapih, berwarna hijau, Batang ‘pohonnya’ berair, atau disebut juga batang sukulen, dikutip dar PBS.

Kesimpulannya, pohon pisang bukanlah pohon karena tidak memiliki semua ciri anatomi pohon. Namun, pohon pisang hanya memenuhi ciri pohon dalam hal tingginya. Nah, itulah fakta tentang pohon pisang. Jadi makin tahu kan, detikers?

Simak Video “Kreasi Pohon Natal dari Drum dan Ban Bekas di Bali
[Gambas:Video 20detik]
(twu/twu)

7 Kreasi Pohon Natal Tanpa Memakai Tumbuhan Cemara, Unik dan Tetap Estetik

Liputan6.com, Jakarta Pohon Natal kini telah menjadi pelengkap yang seakan wajib ada di Hari Natal. Bentuknya pun bervariasi, mulai dari yang masih tradisional hingga modern yang unik. Hal itu juga tergantung pada keinginan seseorang seperti apa pohon Natal mereka nantinya. Di satu sisi, pohon Natal hanyalah dijadikan sebuah simbol.

Melansir Bored Panda, seorang ahli Natal pada zaman Pra-Kristen/Pagan mengatakan bahwa orang menggunakan dahan pohon cemara untuk menghiasi rumah mereka selama titik balik matahari musim dingin, karena hal itu membuat mereka memikirkan musim semi yang akan datang.

Jadi pada akhirnya, ini bukan tentang pohon Natal tradisional yang kita lihat di film-film, tetapi tentang makna di baliknya. Untuk itu, orang-orang menyiapkan pohon Natal versinya sendiri yang membuatnya unik dan tampak estetik. Bisa disiapkan untuk di rumah atau tempat umum. Kreasi itu tentu akan membawa makna dan kegembiraan pada perayaan yang indah.

Dilansir Liputan6.com dari Bored Panda, berikut ini 7 kreasi pohon Natal tanpa memakai tumbuhan cemara yang unik dan tetap estetik, Selasa (20/12/2022).

7. Meski disusun dengan barang-barang bertema Natal, hasilnya sangat berwarna dan tampak estetik.

Pelindo tanam 2.000 pohon di 14 area Terminal Peti Kemas

Surabaya (ANTARA) – PT Pelindo Terminal Petikemas (SPTP) menanam sedikitnya 2.000 pohon di 14 area terminal peti kemas yang dikelola oleh perusahaan sebagai wujud komitmen perseroan dalam menjaga kelestarian lingkungan pelabuhan.

“Aksi tanam pohon sebagai bentuk komitmen untuk turut serta dalam penanganan perubahan iklim yang berpedoman pada tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs/Sustainable Development Goals),” kata Corporate Secretary SPTP Widyaswendra kepada wartawan di Surabaya, Jumat.

Penanaman pohon dilakukan secara serentak oleh para terminal head (pimpinan cabang) SPTP dengan para pemangku kepentingan yang ada di masing-masing terminal peti kemas.

Selain itu, penanaman pohon juga untuk menghilangkan kesan lingkungan pelabuhan sebagai tempat yang gersang, kumuh dan sumber polusi.

Aksi tanam pohon yang dilakukan SPTP sekaligus sebagai bentuk dalam mewujudkan pelabuhan hijau (green port) dan bersih.

“Ada tiga jenis tumbuhan yang ditanam di area terminal peti kemas, yakni sawo kecik, tanjung, dan pucuk merah. Ketiga tumbuhan tersebut dipilih karena karakteristiknya yang mudah dalam hal perawatan dan tidak merusak fasilitas fisik yang ada di sekitar terminal peti kemas,” kata Widyaswendra.

Sementara itu, Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas I Sorong Jece Julita Piris mengatakan lingkungan pelabuhan yang asri akan membuat pekerja dan pihak-pihak yang berkepentingan merasa nyaman ketika ada di lokasi pelabuhan.

Sebagian masyarakat, lanjut dia, beranggapan bahwa pelabuhan adalah tempat yang panas karena letaknya yang berada dekat dengan laut.

Dengan penghijauan yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat khususnya bagi kelestarian lingkungan pelabuhan.

“Penanaman pohon ini menjadi wujud komitmen bersama antara regulator dengan operator dalam mewujudkan pelabuhan bersih dan asri. Hal lain yang perlu menjadi perhatian adalah bagaimana kita para pihak yang ada di area pelabuhan juga turut menjaga kebersihan dan ketertiban pelabuhan, agar sehat dan selamat,” ujarnya.


Komunitas Umat Kristiani Oukumene Bone Bolango Sulap Sampah Plastik Jadi Pohon Natal

Senin, 12 Desember 2022 | 04:55 WIB

 | Penulis : 

, Redaktur : Tobari

Bonebol, InfoPublik – Pohon natal berukuran 1,5 meter berdiri kokoh pada perayaan natal Komunitas Umat Kristiani Oukumene Bone Bolango, Jumat (9/12/2022).

Menariknya pohon natal ini berasal dari sampah plastik yang dikumpulkan sejak 3 minggu terakhir dan disulap menjadi ornamen natal dengan dihiasi sejumlah lampu.

Ketua Komunitas Oukumene Bone Bolango, Hedi Papendang, menjelaskan sampah plastik tersebut dikumpulkan oleh anak-anak yang berada disekitar lokasi tersebut dan sering mandi di aliran sungai kecil.

“Kami mengedukasi mereka bagaimana bisa mengumpulkan sampah plastik saat mandi agar tidak terganggung dengan sampah,” jelas Hedi.

Komunitas yang didirikan sejak tahun 2007 itu ungkap Hedi membutuhkan 500 sampah plastik untuk membuat pohon natal setinggi 1,5 meter tersebut.

Pohon natal dari sampah plastik ini pun mendapat apresiasi dari Wakil Bupati Bone Bolango, Merlan S. Uloli. Ia mengatakan ini inovasi baru sekaligus mengingatkan bahwa kita agar tidak membuang sampah sembarangan.

“Sampah yang digunakan untuk membuat pohon natal itu diangkat dari kali atau sungai yang merupakan pembelajaran bagi kita bahwa jangan membuang sampah sembarangan,” kata Merlan.

Merlan menuturkan seperti diketahui sendiri bahwa masyarakat masih tidak disiplin soal membuang sampah di sungai. Bayangan mereka kali atau sungai adalah tempat pembuangan sampah.

Maka kami merasa bersyukur Komunitas Oukumene ini sudah memberikan contoh dan teladan bagi kita sekaligus mengingatkan bagaimana kita mencintai dan menyayangi alam ini.

“Jika alam ini kita tidak sayang maka akan balik mengganggu kita,” tutur Panglima kebersihan di Bone Bolango itu.

Ia juga merasa senang bisa hadir di tempat tersebut karena banyak tumbuh-tumbuhan yang terlihat sangat indah. (MC Bone Bolango/Indra/AKP/toeb)


  Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang, dan atau menyalin konten ini dengan mencantumkan sumber InfoPublik.id

Mengenal Flamboyan hingga Soga di Hari Menanam Pohon

Surabaya

Tanggal 28 November diperingati sebagai Hari Menanam Pohon. Ini untuk meningkatkan kesadaran masyarakat agar menjaga kelestarian pohon.

Menjaga kelestarian pohon harus dilakukan untuk mencegah dampak perubahan iklim. Di mana, semakin hari semakin banyak bencana di mana-mana.

Melalui Keppres Nomor 24 Tahun 2008, pemerintah menetapkan Bulan Menanam Pohon Nasional (BMPN). Yakni pada Bulan Desember setiap tahunnya.

Manfaat Penanaman Pohon:

  • Menghasilkan oksigen dan mengurangi karbondioksida.
  • Menahan laju air dan erosi.
  • Menjaga kesuburan tanah dan air hujan
  • Lingkungan menjadi nyaman dan rindang
  • Mengurangi zat pencemar udara

Jika memungkinkan, Anda bisa menanam pohon di sekitar rumah. Berikut sederet tanaman yang direkomendasikan, seperti dikutip dari situs resmi Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta

1. Flamboyan

Flamboyan memiliki nama ilmiah Delonix regia. Biasanya, flamboyan hidup di iklim tropis atau sub-tropis.

Bunga flamboyan memiliki 4 kelopak merah tua atau oranye merah, yang melebar hingga 8 cm. Selain itu, flamboyan menyukai tanah berpasir atau lempung yang terbuka, yang kaya akan bahan organik.

Bunga flamboyan kerap mekar pada musim peralihan atau pancaroba, dari kemarau ke musim hujan.

2. Bungur

Bungur merupakan tumbuhan yang berasal dari Asia Tenggara dan Asia Selatan. Bunga yang memiliki nama ilmiah Lagerstroemia speciosa ini hanya mekar sekali setahun.

Bunganya berwarna putih ungu. Sementara daunnya yang kerap meranggas berbentuk lonjong sampai elips.

3. Angsana

Pohon angsana merupakan penghasil kayu dengan kualitas baik dan mahal harganya. Kayunya kuat, awet dan tahan terhadap cuaca.

Sementara bunganya berwarna kuning cerah dan berkelamin ganda.

4. Soka Jawa

Bunga soka jawa berwarna merah cerah atau agak oranye. Pada bagian mahkota terdapat tabung berisi cairan manis.

Sementara batangnya berwarna cokelat agak kehijauan, dan memiliki beberapa tangkai.

5. Soga

Kulit batang soga bagian dalam biasanya dimanfaatkan sebagai pewarna alami. Pewarna itu bisa untuk membuat batik tulis dengan warna cokelat kekuningan.Sementara bunganya berwarna kuning.

Soga mempunyai beberapa nama lokal di Indonesia. Di Jawa disebut soga jambal, di Madura namanya kaju jhuwek, di Rote disebut lalu loeh dan di Alor namanya lewetter.

Simak Video “Atasi Perubahan Iklim, Mahasiswa Yogyakarta Bagikan 300 Bibit Pohon
[Gambas:Video 20detik]
(sun/iwd)

Ampuh Tangkal Guna-guna Santet, Pohon Ini Dipercaya Jadi Tumbuhan Terbaik untuk Hilangkan Aura Negatif

DESKJABAR – Berikut ini adalah pohon yang dipercaya menjadi tumbuhan terbaik untuk menghilangkan aura negatif yang ditimbulkan dari guna-guna santet.

Dipercaya oleh sebagian orang, guna-guna santet bisa memberikan aura negatif terhadap badan yang disantet, tanpa harus menyentuhnya.

Namun jangan khawatir, menanam pohon ini dipercaya bisa menangkal serangan guna-guna santet.

Baca Juga: Jadwal Lengkap Piala Dunia 2022 Qatar Babak Penyisihan Grup C, Mampukah Messi Bawa Argentina Lolos

Baca Juga: Sambal Bawang Pedas Khas Sunda, Enaknya Kebangetan, Maksi Jadi Pengen Nambah Terus, Ini Resep nya Bunda

Dengan cara menanam pohon yang satu ini di depan rumah maka guna-guna santet bisa dihilangkan.

Karena itu pohon ini pantas ditanam di depan rumah agar terhindar dari guna-guna santet yang dipercaya membawa aura negatif.

Perlu diketahui terlebih dahulu, bahwa santet adalah kependekan dari mesisan bantet, kata Gus Fatah.

Baca Juga: Anies Baswedan Disambut Meriah Masyarakat Tasikmalaya, Warga Berebut Bersalaman dengan Capres 2024